Lngkah Langkah Mendidik Anak

Mendidik anak-anak untuk taat kepada orang tua merupakan suatu tantangan sekaligus sebuah seni dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang tua. Apalagi perkembangan saat ini, di mana sudah bukan zamannya lagi untuk mengancam anak baik dengan ucapan maupun pukulan. Untuk itu setiap orang tua hendaknya benar-benar memperhatikan metode yang mereka pakai untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Berikut ini beberapa tips mendidik anak agar taat kepada orang tua tanpa hukuman sama sekali.
1. Ajarilah anak anda peraturan-peraturan dalam bentuk kalimat berita bukan kalimat perintah.
Misalnya sebagai ganti dari ucapanmu ”Jangan letakkan buku sembarangan!” dengan ”Buku itu tempatnya di rak buku”, dan semisalnya. Dengan perkataan semacam ini, anak tidak akan merasa sebagai objek perintah tetapi dia merasa diperhatikan dan menjadi subjek. Pada akhirnya dia akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap barang-barangnya.
2. Jelaskan aturan-aturan itu dengan baik kepadanya dan bimbinglah dia.
Misalnya sebagai ganti dari ucapan ”Kembalikan lagi mainanmu ke tempatnya!”, katakanlah ”Adalah hal baik bila engkau mengembalikan mainanmu ke tempatnya agar tidak rusak”, apabila dia menolak, maka katakanlah ”Ayo kita kumpulkan bersama-sama”.
3. Bila anak berbuat salah maka jangan sandarkan pada pribadinya, tetapi sandarkan pada perbuatan salahnya.
Misalnya katakanlah ”Perbuatan ini tidak benar”, jangan katakan ”Apa yang telah kamu perbuat?”. jangan pula menyifatinya dengan bodoh atau malas, karena akan melukai perasaannya dan menjadikannya rendah diri
4. Hargailah keinginan-keinginan anak anda.
Bila anakmu mempunyai keinginan untuk memiliki semua mainan yang dipajang di toko ketika ke pasar, maka sebagai ganti dari hardikanmu kepadanya dengan sifat ”tamak”, katakanlah kepadanya ”Boleh saja engkau menginginkan semua mainan ini, tetapi sekarang pilihlah satu saja dan yang lain untuk waktu yang akan datang”, atau buatlah kesepakatan kepadanya sebelum pergi ke pasar ”Apapun yang engkau lihat, maka hanya satu permintaan yang dikabulkan”. Dengan hal ini, anakmu akan merasakan bahwa engkau tetap memperhatikan keinginannya.
5. Perhatikan dan pahamilah anak anda bahwa bisa jadi ia tidak taat kepada perintah anda karena ada suatu masalah yang sedang dia alami.
Oleh sebab itu, carilah celah untuk berbicara dengan dia dari hati ke hati. Berilah kesempatan kepadanya untuk bicara dan usahakan tidak memotong pembicaraannya.
6. Hindari cara mengancam dan “menyuap”
Jika engkau menggunakan cara ancaman secara terus-menerus agar dia taat maka kelak anak anda akan mengacuhkanmu sehingga engkau mengancamnya. Demikian juga “suap” akan menjadikannya tidak mentaatimu sehingga engkau mengatakan kepadanya ”Aku akan memberimu mainan baru jika kamarmu bersih”, maka dia menaatimu karena ingin mainan bukan untuk membantu keluarganya atau melaksanakan kewajibannya
7. Berilah pujian dan apresiasi
Berilah pujian dan apresiasi bila dia menaatimu dalam suatu tugas dan berilah selamat kepadanya ”Bagus” atau ”Jazakallahu khairan” atau ”Pekerjaan yang hebat”, “Anak yang rajin”, sehingga dia akan termotivasi melakukannya pada waktu yang lain. Apabila dia berbuat sebaliknya / hal buruk maka katakanlah, “Rajinnya anak ibu itu kamarnya selalu dibersihkan sendiri”,  ”Alangkah hebatnya anak itu hafal 10 juz Al-Qur’an, tentunya engkau juga bisa kan?”. Sebagian bapak memberikan hadiah kepada anaknya untuk memotivasi mereka seperti menghafal satu hadits dengan memberi mereka satu tanda bintang di pakaian, jika sudah lima atau maka mereka mengajak mereka rekreasi.
 

24 Desember 2011

Lngkah Langkah Mendidik Anak

Mendidik anak-anak untuk taat kepada orang tua merupakan suatu tantangan sekaligus sebuah seni dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang tua. Apalagi perkembangan saat ini, di mana sudah bukan zamannya lagi untuk mengancam anak baik dengan ucapan maupun pukulan. Untuk itu setiap orang tua hendaknya benar-benar memperhatikan metode yang mereka pakai untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Berikut ini beberapa tips mendidik anak agar taat kepada orang tua tanpa hukuman sama sekali.
1. Ajarilah anak anda peraturan-peraturan dalam bentuk kalimat berita bukan kalimat perintah.
Misalnya sebagai ganti dari ucapanmu ”Jangan letakkan buku sembarangan!” dengan ”Buku itu tempatnya di rak buku”, dan semisalnya. Dengan perkataan semacam ini, anak tidak akan merasa sebagai objek perintah tetapi dia merasa diperhatikan dan menjadi subjek. Pada akhirnya dia akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap barang-barangnya.
2. Jelaskan aturan-aturan itu dengan baik kepadanya dan bimbinglah dia.
Misalnya sebagai ganti dari ucapan ”Kembalikan lagi mainanmu ke tempatnya!”, katakanlah ”Adalah hal baik bila engkau mengembalikan mainanmu ke tempatnya agar tidak rusak”, apabila dia menolak, maka katakanlah ”Ayo kita kumpulkan bersama-sama”.
3. Bila anak berbuat salah maka jangan sandarkan pada pribadinya, tetapi sandarkan pada perbuatan salahnya.
Misalnya katakanlah ”Perbuatan ini tidak benar”, jangan katakan ”Apa yang telah kamu perbuat?”. jangan pula menyifatinya dengan bodoh atau malas, karena akan melukai perasaannya dan menjadikannya rendah diri
4. Hargailah keinginan-keinginan anak anda.
Bila anakmu mempunyai keinginan untuk memiliki semua mainan yang dipajang di toko ketika ke pasar, maka sebagai ganti dari hardikanmu kepadanya dengan sifat ”tamak”, katakanlah kepadanya ”Boleh saja engkau menginginkan semua mainan ini, tetapi sekarang pilihlah satu saja dan yang lain untuk waktu yang akan datang”, atau buatlah kesepakatan kepadanya sebelum pergi ke pasar ”Apapun yang engkau lihat, maka hanya satu permintaan yang dikabulkan”. Dengan hal ini, anakmu akan merasakan bahwa engkau tetap memperhatikan keinginannya.
5. Perhatikan dan pahamilah anak anda bahwa bisa jadi ia tidak taat kepada perintah anda karena ada suatu masalah yang sedang dia alami.
Oleh sebab itu, carilah celah untuk berbicara dengan dia dari hati ke hati. Berilah kesempatan kepadanya untuk bicara dan usahakan tidak memotong pembicaraannya.
6. Hindari cara mengancam dan “menyuap”
Jika engkau menggunakan cara ancaman secara terus-menerus agar dia taat maka kelak anak anda akan mengacuhkanmu sehingga engkau mengancamnya. Demikian juga “suap” akan menjadikannya tidak mentaatimu sehingga engkau mengatakan kepadanya ”Aku akan memberimu mainan baru jika kamarmu bersih”, maka dia menaatimu karena ingin mainan bukan untuk membantu keluarganya atau melaksanakan kewajibannya
7. Berilah pujian dan apresiasi
Berilah pujian dan apresiasi bila dia menaatimu dalam suatu tugas dan berilah selamat kepadanya ”Bagus” atau ”Jazakallahu khairan” atau ”Pekerjaan yang hebat”, “Anak yang rajin”, sehingga dia akan termotivasi melakukannya pada waktu yang lain. Apabila dia berbuat sebaliknya / hal buruk maka katakanlah, “Rajinnya anak ibu itu kamarnya selalu dibersihkan sendiri”,  ”Alangkah hebatnya anak itu hafal 10 juz Al-Qur’an, tentunya engkau juga bisa kan?”. Sebagian bapak memberikan hadiah kepada anaknya untuk memotivasi mereka seperti menghafal satu hadits dengan memberi mereka satu tanda bintang di pakaian, jika sudah lima atau maka mereka mengajak mereka rekreasi.

24 Desember 2011

Lngkah Langkah Mendidik Anak

Mendidik anak-anak untuk taat kepada orang tua merupakan suatu tantangan sekaligus sebuah seni dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang tua. Apalagi perkembangan saat ini, di mana sudah bukan zamannya lagi untuk mengancam anak baik dengan ucapan maupun pukulan. Untuk itu setiap orang tua hendaknya benar-benar memperhatikan metode yang mereka pakai untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Berikut ini beberapa tips mendidik anak agar taat kepada orang tua tanpa hukuman sama sekali.
1. Ajarilah anak anda peraturan-peraturan dalam bentuk kalimat berita bukan kalimat perintah.
Misalnya sebagai ganti dari ucapanmu ”Jangan letakkan buku sembarangan!” dengan ”Buku itu tempatnya di rak buku”, dan semisalnya. Dengan perkataan semacam ini, anak tidak akan merasa sebagai objek perintah tetapi dia merasa diperhatikan dan menjadi subjek. Pada akhirnya dia akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap barang-barangnya.
2. Jelaskan aturan-aturan itu dengan baik kepadanya dan bimbinglah dia.
Misalnya sebagai ganti dari ucapan ”Kembalikan lagi mainanmu ke tempatnya!”, katakanlah ”Adalah hal baik bila engkau mengembalikan mainanmu ke tempatnya agar tidak rusak”, apabila dia menolak, maka katakanlah ”Ayo kita kumpulkan bersama-sama”.
3. Bila anak berbuat salah maka jangan sandarkan pada pribadinya, tetapi sandarkan pada perbuatan salahnya.
Misalnya katakanlah ”Perbuatan ini tidak benar”, jangan katakan ”Apa yang telah kamu perbuat?”. jangan pula menyifatinya dengan bodoh atau malas, karena akan melukai perasaannya dan menjadikannya rendah diri
4. Hargailah keinginan-keinginan anak anda.
Bila anakmu mempunyai keinginan untuk memiliki semua mainan yang dipajang di toko ketika ke pasar, maka sebagai ganti dari hardikanmu kepadanya dengan sifat ”tamak”, katakanlah kepadanya ”Boleh saja engkau menginginkan semua mainan ini, tetapi sekarang pilihlah satu saja dan yang lain untuk waktu yang akan datang”, atau buatlah kesepakatan kepadanya sebelum pergi ke pasar ”Apapun yang engkau lihat, maka hanya satu permintaan yang dikabulkan”. Dengan hal ini, anakmu akan merasakan bahwa engkau tetap memperhatikan keinginannya.
5. Perhatikan dan pahamilah anak anda bahwa bisa jadi ia tidak taat kepada perintah anda karena ada suatu masalah yang sedang dia alami.
Oleh sebab itu, carilah celah untuk berbicara dengan dia dari hati ke hati. Berilah kesempatan kepadanya untuk bicara dan usahakan tidak memotong pembicaraannya.
6. Hindari cara mengancam dan “menyuap”
Jika engkau menggunakan cara ancaman secara terus-menerus agar dia taat maka kelak anak anda akan mengacuhkanmu sehingga engkau mengancamnya. Demikian juga “suap” akan menjadikannya tidak mentaatimu sehingga engkau mengatakan kepadanya ”Aku akan memberimu mainan baru jika kamarmu bersih”, maka dia menaatimu karena ingin mainan bukan untuk membantu keluarganya atau melaksanakan kewajibannya
7. Berilah pujian dan apresiasi
Berilah pujian dan apresiasi bila dia menaatimu dalam suatu tugas dan berilah selamat kepadanya ”Bagus” atau ”Jazakallahu khairan” atau ”Pekerjaan yang hebat”, “Anak yang rajin”, sehingga dia akan termotivasi melakukannya pada waktu yang lain. Apabila dia berbuat sebaliknya / hal buruk maka katakanlah, “Rajinnya anak ibu itu kamarnya selalu dibersihkan sendiri”,  ”Alangkah hebatnya anak itu hafal 10 juz Al-Qur’an, tentunya engkau juga bisa kan?”. Sebagian bapak memberikan hadiah kepada anaknya untuk memotivasi mereka seperti menghafal satu hadits dengan memberi mereka satu tanda bintang di pakaian, jika sudah lima atau maka mereka mengajak mereka rekreasi.
 
Support : Creating Website | gunturzakaw91 | Ganing Sakewa Azigazuru
Copyright © 2011. Aneka Informasi - All Rights Reserved
Template Created by Sakewa Published by Aneh dan Unik
Proudly powered by Gegesuran Plesetan Umban