Bengkulu Terancan Krisis Pangan Di Tahun 2012

 Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan mengancam terjadinya krisis pangan 2015. Hingga saat ini ada puluhan ribu hektare areal sawah di Provinsi bengkulu menjadi kebun kelapa sawit dan karet. Ini diungkapkan Kepala Disbun Provinsi Ir Riky Gunarwan, kemarin. “Areal perkebunan terus meningkat dari 250.000 menjadi 390.340 hektare, kemudian bertambah menjadi 435.116 hektare pada 2010, pertambahan itu sebagian besar dari areal persawahan,” katanya. Untuk kebun kelapa sawit bertambah 25.160 hektare atau dari 166.627 hektare menjadi 190.787 hektare, persawahan yang beralih fungsi menjadi kebun kopi arabika seluas 299 hektare atau dari 5.318 hektare menjadi 5.617 hektare. “Sementara areal persawahan beralih fungsi menjadi kebun karet seluas 23.209 haktare, sehingga areal kebun karet bertambah dari 87.256 hektare menjadi 110.465 hektare,” katanya. Untuk menekan lajunya alih fungsi lahan itu tergantung dari kebijakannbupati masing-masing karena kewenangan masalah lahan itu ada pada tingkat dua. Kepala Bappeda Provinsi Edi Waluyo mengatakan menghadapi dua kendala besar untuk mencapai sasaran Millennium Development Goals 2015. Dua kendala besar itu adalah mengatasi angka kemiskinan dan persediaan pangan. Sebab itu alih fungsi lahan pertanian makin meningkat. ”Untuk menekan alih fungsi lahan dan angka kemiskinan itu, pihaknya berupaya untuk mempertahankan lahan pertanian, sehingga ketersediaan hingga pangan 2015 bisa terwujud

Sumber....:Bengkulu Ekpress
Share this article :
 

17 Agustus 2012

Bengkulu Terancan Krisis Pangan Di Tahun 2012

 Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan mengancam terjadinya krisis pangan 2015. Hingga saat ini ada puluhan ribu hektare areal sawah di Provinsi bengkulu menjadi kebun kelapa sawit dan karet. Ini diungkapkan Kepala Disbun Provinsi Ir Riky Gunarwan, kemarin. “Areal perkebunan terus meningkat dari 250.000 menjadi 390.340 hektare, kemudian bertambah menjadi 435.116 hektare pada 2010, pertambahan itu sebagian besar dari areal persawahan,” katanya. Untuk kebun kelapa sawit bertambah 25.160 hektare atau dari 166.627 hektare menjadi 190.787 hektare, persawahan yang beralih fungsi menjadi kebun kopi arabika seluas 299 hektare atau dari 5.318 hektare menjadi 5.617 hektare. “Sementara areal persawahan beralih fungsi menjadi kebun karet seluas 23.209 haktare, sehingga areal kebun karet bertambah dari 87.256 hektare menjadi 110.465 hektare,” katanya. Untuk menekan lajunya alih fungsi lahan itu tergantung dari kebijakannbupati masing-masing karena kewenangan masalah lahan itu ada pada tingkat dua. Kepala Bappeda Provinsi Edi Waluyo mengatakan menghadapi dua kendala besar untuk mencapai sasaran Millennium Development Goals 2015. Dua kendala besar itu adalah mengatasi angka kemiskinan dan persediaan pangan. Sebab itu alih fungsi lahan pertanian makin meningkat. ”Untuk menekan alih fungsi lahan dan angka kemiskinan itu, pihaknya berupaya untuk mempertahankan lahan pertanian, sehingga ketersediaan hingga pangan 2015 bisa terwujud

Sumber....:Bengkulu Ekpress

17 Agustus 2012

Bengkulu Terancan Krisis Pangan Di Tahun 2012

 Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan mengancam terjadinya krisis pangan 2015. Hingga saat ini ada puluhan ribu hektare areal sawah di Provinsi bengkulu menjadi kebun kelapa sawit dan karet. Ini diungkapkan Kepala Disbun Provinsi Ir Riky Gunarwan, kemarin. “Areal perkebunan terus meningkat dari 250.000 menjadi 390.340 hektare, kemudian bertambah menjadi 435.116 hektare pada 2010, pertambahan itu sebagian besar dari areal persawahan,” katanya. Untuk kebun kelapa sawit bertambah 25.160 hektare atau dari 166.627 hektare menjadi 190.787 hektare, persawahan yang beralih fungsi menjadi kebun kopi arabika seluas 299 hektare atau dari 5.318 hektare menjadi 5.617 hektare. “Sementara areal persawahan beralih fungsi menjadi kebun karet seluas 23.209 haktare, sehingga areal kebun karet bertambah dari 87.256 hektare menjadi 110.465 hektare,” katanya. Untuk menekan lajunya alih fungsi lahan itu tergantung dari kebijakannbupati masing-masing karena kewenangan masalah lahan itu ada pada tingkat dua. Kepala Bappeda Provinsi Edi Waluyo mengatakan menghadapi dua kendala besar untuk mencapai sasaran Millennium Development Goals 2015. Dua kendala besar itu adalah mengatasi angka kemiskinan dan persediaan pangan. Sebab itu alih fungsi lahan pertanian makin meningkat. ”Untuk menekan alih fungsi lahan dan angka kemiskinan itu, pihaknya berupaya untuk mempertahankan lahan pertanian, sehingga ketersediaan hingga pangan 2015 bisa terwujud

Sumber....:Bengkulu Ekpress
 
Support : Creating Website | gunturzakaw91 | Ganing Sakewa Azigazuru
Copyright © 2011. Aneka Informasi - All Rights Reserved
Template Created by Sakewa Published by Aneh dan Unik
Proudly powered by Gegesuran Plesetan Umban