TALO KECIL – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Regional II, melakukan evakuasi bangkai harimau Sumatera (phantera tigris sumatrae). BKSDA bersama perangkat desa dan Kecamatan Talo Kecil beserta warga menggali kuburan harimau yang tewas akibat terkena jerat warga.
Proses evakuasi sudah berlangsung dua hari, sejak Kamis (15/3) lalu. Informasi didapat, sebenarnya bangkai harimau sudah dikeluarkan dari kubur, namun belum diizinkan oleh warga setempat untuk membawanya. Karena petugas BKSDA belum dilengkapi SPT, sehingga proses evakuasi kembali dilanjutkan Jumat (16/3) kemarin.
Niat evakuasi yang dilaksanakan BKSDA sempat mendapat hambatan. Karena beberapa warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, tempat kuburan harimau tersebut mencoba menghalang. Namun masalah ini dapat diselesaikan, setelah warga menerima penjelasan dari petugas dan pihak Kecamatan Talo Kecil yang ikut serta dalam proses evakuasi tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat, hewan langka ini ditemukan mati sekitar 2 minggu lalu.
Warga enggan memberikan izin BKSDA dan perangkat desa menggali kuburan harimau karena khawatir harimau lain akan berdatangan dan membahayakan penduduk setempat. Namun setelah ada perjanjian antara warga dengan BKSDA, akhirnya warga mengizinkan dilakukan penggalian. Ketika bangkai sudah dikeluarkan dari kubur, timbul masalah baru lagi. Sehingga proses evakuasi Kamis kemarin ditunda Jumat kemarin. Lagi-lagi rencana evakuasi kembali diundur, karena BKSDA Provinsi belum datang ke lokasi hingga kemarin.
Harimau Sumatera ini ditemukan tersangkut di jaring sawah milik warga. Biasanya jaring ini digunakan untuk menangkap babi. Diperkirakan sebelum harimau kena jerat jaring, sudah lebih dahulu seekor babi terjerat di tempat itu. Diperkirakan, harimau berniat memaksa babi yang kena jerat, alhasil binatang buas itu bernasib sama dengan babi hingga akhirnya mati.
Lokasi temuan hewan langka ini memang jauh dari akses. Desa Sungai Petai merupakan daerah terpencil di Kecamatan Talo Kecil.
Camat Talo Kecil, Rijono, S.Pd ketika dikonfirmasi membenarkan perihal ditemukannya harimau sumatera di Desa Sungai Petai. Bangkai harimau ini kemudian dikuburkan secara adat oleh warga setempat. “Kemarin memang mau dievakuasi tapi warga khawatir kalau dipindahkan nanti harimau lainnya mengancam warga. Sehingga diputuskan dikuburkan tak jauh dari lokasi harimau terjerat setelah dipastikan oleh petugas BKSDA kalau benar bangkai itu harimau,” ungkap Camat.
Proses evakuasi sudah berlangsung dua hari, sejak Kamis (15/3) lalu. Informasi didapat, sebenarnya bangkai harimau sudah dikeluarkan dari kubur, namun belum diizinkan oleh warga setempat untuk membawanya. Karena petugas BKSDA belum dilengkapi SPT, sehingga proses evakuasi kembali dilanjutkan Jumat (16/3) kemarin.
Niat evakuasi yang dilaksanakan BKSDA sempat mendapat hambatan. Karena beberapa warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, tempat kuburan harimau tersebut mencoba menghalang. Namun masalah ini dapat diselesaikan, setelah warga menerima penjelasan dari petugas dan pihak Kecamatan Talo Kecil yang ikut serta dalam proses evakuasi tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat, hewan langka ini ditemukan mati sekitar 2 minggu lalu.
Warga enggan memberikan izin BKSDA dan perangkat desa menggali kuburan harimau karena khawatir harimau lain akan berdatangan dan membahayakan penduduk setempat. Namun setelah ada perjanjian antara warga dengan BKSDA, akhirnya warga mengizinkan dilakukan penggalian. Ketika bangkai sudah dikeluarkan dari kubur, timbul masalah baru lagi. Sehingga proses evakuasi Kamis kemarin ditunda Jumat kemarin. Lagi-lagi rencana evakuasi kembali diundur, karena BKSDA Provinsi belum datang ke lokasi hingga kemarin.
Harimau Sumatera ini ditemukan tersangkut di jaring sawah milik warga. Biasanya jaring ini digunakan untuk menangkap babi. Diperkirakan sebelum harimau kena jerat jaring, sudah lebih dahulu seekor babi terjerat di tempat itu. Diperkirakan, harimau berniat memaksa babi yang kena jerat, alhasil binatang buas itu bernasib sama dengan babi hingga akhirnya mati.
Lokasi temuan hewan langka ini memang jauh dari akses. Desa Sungai Petai merupakan daerah terpencil di Kecamatan Talo Kecil.
Camat Talo Kecil, Rijono, S.Pd ketika dikonfirmasi membenarkan perihal ditemukannya harimau sumatera di Desa Sungai Petai. Bangkai harimau ini kemudian dikuburkan secara adat oleh warga setempat. “Kemarin memang mau dievakuasi tapi warga khawatir kalau dipindahkan nanti harimau lainnya mengancam warga. Sehingga diputuskan dikuburkan tak jauh dari lokasi harimau terjerat setelah dipastikan oleh petugas BKSDA kalau benar bangkai itu harimau,” ungkap Camat.