Tivs Mendidik Anak Menurut Ajaran Islam


Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal- hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.

Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:


1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.

2. Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.

3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.

4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.

5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.

6. Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal- hal ini.

7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.

8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku- buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah, Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

9. Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.

10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair- syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.

11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia- kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.

12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.

13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.

14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.

15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.

16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.

17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.

18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.

19. Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.

20. Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.

21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.

22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.

23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.

24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.

25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.

26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang- orang yang suka melakukan hal itu.

27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.

28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.

29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah- perintah.

30. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).

Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan.

WaAllahu ta'ala a'lam.

Dari mathwiyat Darul Qasim "tsalasun wasilah li ta'dib al abna''" asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . Diterjemahkan oleh, Ubaidillah Masyhadi
Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.

Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

1. Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,

“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang dimana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit.

Dalilnya antara lain,

“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)
Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.

Adapun dari hadits,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

2. Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah

Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

3. Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak

Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.

4. Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia

Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.
Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

5. Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan

Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.

Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram.

Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Lonceng itu serulingnya syaithan”. (HR. Muslim).

Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ

“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).

إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya.

6. Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian

Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.

Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada Yahudi dan orang-orang zhalim. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

7. Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i

Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)

Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.

Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Had
 

Tivs Mendidik Anak

Setiap pasangan dan ibubapa mempunyai harapan yang tinggi dalam mendidik zuriatnya agar anak-anak akan menjadi anak yang soleh dan cemerlang dunia dan akhirat.
Kadang-kadang dalam usaha mendidik dan memberi ilmu pada anak-anak ada beberapa perkara yang kita terlepas pandang.
Untuk itu marilah kita renung-renungkan tips ini demi kebaikan bersama....

Menurut Pakar Motivasi Dr Hasan Hj Mohd Ali, terdapat 40 kesilapan ibubapa dalam mendidik anak-anak. Iaitu;

1) Pemilihan jodoh tanpa memperhitungkan mengenai zuriat.

2) Perhubungan suami isteri tanpa memperhitungkan mengenai zuriat.

3) Kurang berlemah lembut terhadap anak-anak.

4) Memaki hamun sebagai cara menegur kesilapan anak-anak.

5) Tidak berusaha mempelbagaikan makanan yang disaji untuk anak-anak.

6) Jarang bersama anak-anak sewaktu mereka sedang makan.

7) Melahirkan suasana yang kurang seronok ketika makan.

8 ) Membeza-bezakan kasih sayang terhadap anak-anak.

9) Kurang melahirkan kasih sayang.

10) Sering mengeluh di hadapan anak-anak.

11) Tidak meraikan anak-anak ketika mereka pergi & pulang dari sekolah.

12) Tidak mengenalkan anak-anak dengan konsep keadilan.

13) Tidak memberatkan pendidikan agama dikalangan anak-anak.

14) Tidak terlibat dengan urusan pelajaran anak-anak.

15) Tidak programkan masa rehat dan riadah anak-anak.

16) Tidak menggalakkan dan menyediakan suasana suka membaca.

17) Mengizinkan anak menjamah makanan @ minuman yang tidak halal.

18) Tidak tunjuk contoh tauladan yang baik di hadapan anak-anak.

19) Jarang meluangkan masa untuk bergurau senda dengan anak-anak.

20) Terdapat jurang komunikasi di antara ibu bapa dan anak-anak.

21) Tidak menggunakan bahasa yang betul.

22) Suka bertengkar di hadapan anak-anak.

23) Senantiasa menunjukkan muka masam di hadapan anak-anak.

24) Tidak Membimbing Anak-anak supaya mematuhi syarat.

25) Memberi kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak.

26) Terlalu mengongkong kebebasan anak-anak.

27) Tidak menunaikan janji yang dibuat terhadap anak-anak.

28) Tidak menunjukkan minat kepada aktiviti anak-anak.

29) Tidak memupuk semangat membaca di kalangan anak-anak.

30) Tidak berminat melayan pertanyaan atau kemusykilan anak-anak.

31) Tidak memberi perhatian terhadap buah fikiran anak-anak.

32) Lambat memberi penghargaan kepada anak-anak.

33) Kerap Meleteri sesuatu kesilapan yang dilakukan oleh anak-anak.

34) Hukuman yang tidak setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.

35) Sering mengancam dan menakutkan anak-anak.

36) Menghukum tanpa menyatakan kesalahan yang dilakukan.

37) Tidak konsisten dalam menjatuhkan hukuman keatas anak-anak.

38) Memberi nasihat yang sama kepada anak-anak.

39) Tidak tegas mendidik anak-anak.

40) Tidak menggalakkan anak-anak hidup bekerjasama.

Teknik mengajar anak MENGHORMATI dan mengeratkan hubungan ibu bapanya

1. Jika si ibu marahkan anak, bapa DILARANG backing anak semasa anak itu dimarahi. Begitulah sebaliknya. Jika tidak, anak akan hilang rasa hormat terhadap ibu/bapa yg memarahi. Anak mencontohi apa yg diajar/dididik oleh ibu bapanya. Apabila berlaku percanggahan arahan/undang2, anak akan menjadi keliru arahan/undang2 siapakah yg patut dipatuhi. Si ibu atau si bapa. Apabila berlaku pertentangan pendapat yg terang2 ditunjukkan ibu bapa ke atas anak ketika dimarahi, ia telah menjatuhkan MARUAH dan MARTABAT org yg memarahi (ibu/bapa). Anak hilang rasa hormat dan merasakan perbuatan nakal mereka adalah betul belaka kerana ada yg backing.

2. Bapa DILARANG menengking/mengherd ik/bertengkar dengan ibu di hadapan anak2. Begitulah sebaliknya. Anak mencontohi tindak tanduk ibu bapa. Satu rutin putaran kehidupan akan kembali dilakukan oleh anak ke atas ibu yg sering ditengking oleh bapa di hadapan anak2.

3. Sentiasa masak utk anak dan ajak anak sama2 masak/makan, makanan hasil tangan ibu ini dapat mengeratkan hubungan rohani anak dan ibu.

4. Ibu bapa MESTI makan bersama anak-anak

Disamping itu jangan lupa sentiasalah berdoa demi kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anak..

11 ulasan:

Dia  berkata...
Assalamualaikum k mala, terimakasih tip2 ni..alhamdulillah wlupun sy bekerja anak2 mahulah mndngr kata..insyaallah sy mmprctisekan diantaranya. wlupun 2 org aje..mmg sngt sy kena jaga. tambahan pula sy keje jauh..takut2 perkara x baik disebalik. 2 orang tu lar sy takut..klu ramai mgkin lebih sy boleh harapkan..hihi.
berkata...
tips yang ke 3 dan ke4 tu mmg maya sokong... itu juga yg selalu di pesan oleh mak.. apa pun... kalau dah jadi ibu.. sebaiknya kita masak untuk keluarga... air tangan ibu ada sentuhan rohani... tip2 cikgu banyak membantu... suka entry nie..
Dia berkata...
kak mala, kadang zan x boleh nak jwb dengan ika. bila zan balik keje dah agak mlm(sbb skrg mlm awal) dia akan tanya, "boleh tak adik qada' smbhyg asar sbb lupa nak buat..esok msti kena rotan sbb x cukup 5 waktu..."-tak pun dia akan tanya"apa alasan adik nak bagi kat cikgu sbb x cukup 5 waktu.."....biasanya cikgu akan rotan klu x ckp walaupun perlahan anak zan ni takut kena pukul...tular citer anak zan yg sorang ni..
Salam, Anak-anak adalah permata hati yang perlu dijaga dan dibelai. Merekalah warisan kita untuk bekalan pahala setelah tiada di dunia ini.
Andi berkata...
Salam...minta izin amik artikel ni utk dimuatkan dalamblog saya...terima kasih cikgu
Mama Burni, berkata...
info yang sangat berguna...tq
berkata...
nak minta izin amik artikel ni utk dimasukkan dlm blog saya ye...terima kasih cikgu
Jan, berkata...
tips yang baik, terima kasih.
Nur ,berkata...
Ank lelaki sy bru usia 3 thun. Sy slu mrh2 n pukul dia jika dia bt salah. Ptt ke sy bkelakuan bgtu di usia dia 3thun. Sy mula risau dgn dia krn dh mnunjukkn sikap y kurang elok. Adkh sikap dia tu akn terikut2 shngga dia dwasa. Sbg ibu sy risau sgt2 hrp puan leh bg nsihat. Tq
 

Tivs Mendidik Anak

Pada umumnya setiap orang tua menginginkan anaknya mempunyai masa depan yang baik, sukses, bermanfaat maksimal bagi masyarakat dan bangsanya; demikian pula halnya dengan guru atau dosen: menginginkan masa depan yang sukses bagi anak didiknya. Berbagai usaha dan bahkan jika perlu juga pengorbanan siap dilakukan untuk mencapai hal tersebut.  Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang relative cepat  serta berbagai factor lainnya, nampaknya secara umum harus diakui bahwa usaha itu terasa semakin sulit. Jika ditahun 60-an masuk ITB praktis tanpa saingan maka di tahun 2000-an persaingan itu luar biasa sengitnya; sebagian orang menganggap bahwa ITB adalah salah satu kunci sukses menuju masa depan. Paling tidak pendidikan yang ditawarkan oleh ITB, pendidikan yang membawa muatan teknologi, masih cukup (walaupun mungkin sudah mulai meluntur?)  diminati oleh sejumlah anak muda Indonesia.
Pada mulanya, secara garis besar, teknologi diciptakan untuk meningkatkan kenyamanan hidup manusia (pengecualian mungkin dapat diberikan pada teknologi pertahanan, yang untuk selanjutnya akan dikeluarkan dari pembahasan ini). Hanya teknologi yang memenuhi kriteria kenyamanan ini yang akan mempunyai  nilai jual atau nilai ekonomi yang memang diperlukan untuk menopang pengembangannya lebih lanjut. Teknologi haus akan pasar dan ia tidak pernah ragu-ragu untuk menciptakan pasar baru. Oleh karena itu teknologi bersifat mendunia, di mana ada daya beli di situ ada teknologi. Kehadiran teknologi di suatu tempat sering kali lebih cepat dibandingkan kesiapan sosiokultural untuk menyambutnya. Padahal teknologi itu sendiri tercipta melalui proses yang panjang yang melibatkan juga aspek-aspek sosiokultural. Konsekuensinya, kehadiran teknologi tanpa kesiapan sosiokultural  dapat menghasilkan suatu disharmoni, sisi negatif teknologi dapat menjadi lebih dominan. Teknologi mempunyai potensi untuk menjadi pedang bermata dua.
Mendidik anak pada dasarnya adalah proses mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan jamannya dan keluar sebagai pemenang (champion) bukan sebagai pecundang (loser). Masa depan yang dekat (bahkan masa itu telah datang di tengah-tengah kita) adalah masa yang berbasis pengetahuan. Dengan bantuan teknologi dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu demikian berlimpah ruah (the age of abundance knowledge). Dapat dikatakan dengan kepastian tinggi: siapa saja yang mampu menguasai dan memanfaatkan pengetahuan itu secara maksimal maka dialah yang akan keluar sebagai pemenang, sebagai penguasa jaman. Oleh karena itu, kehadiran teknologi dalam proses kehidupan anak harus difungsikan atau diperankan untuk tujuan penguasaan, pengayaan dan pemanfaatan pengetahuan tersebut. Jadi kehadiran teknologi yang justru akan mengganggu, mengusik, atau mengacaukan proses penguasaan, pengayaan dan pemanfaatan pengetahuan harus dicegah sedini mungkin.
Kehadiran pengetahuan dan teknologi baru yang praktis tanpa henti sesungguhnya juga menciptakan berbagai kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang baru. Oleh karena itu tidak berlebihan jika abad ini juga disebut sebagai the age of abundance opportunities. Sudah barang tentu tidak semua orang mampu melihat dan kemudian memanfaatkan berbagai peluang itu. Alih-alih memanfaatkan, pada kenyataannya banyak yang justru menjadi korban, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari kehadiran pengetahuan atau teknologi baru.  Dengan demikian menjadi amat penting untuk mengetahui sejumlah syarat minimal agar kita dapat memanfaatkan berlimpahnya berbagai kesempatan atau peluang yang disediakan oleh pengetahuan atau teknologi baru.
Dalam tulisan singkat ini hanya akan disoroti teknologi fenomenal: HP, TV, dan komputer. Berbagai kasus berkenaan dampak kehadiran gadgets dalam kehidupan mahasiswa (ITB) juga akan dikemukakan dan dibahas. Pada akhirnya akan dikemukakan sejumlah karakter, jiwa, pikiran atau pola pikir sebagai syarat minimal agar dapat memanfaatkan kehadiran the age of abundance knowledge and opportunites secara optimal.
RELEVANSI dan POTENSI
Teknologi yang paling relevan dengan tujuan sebagai wahana untuk mengakses, mengolah, menguasai dan memanfaatkan pengetahuan adalah teknologi informasi dan komputer (TIK), termasuk di dalamnya adalah robot dan internet. Oleh karena itu penguasaan teknologi ini sedini mungkin, dengan memperhatikan kesiapan psikologis, akan merupakan salah satu kunci dalam mempersiapkan masa depan yang optimal bagi anak-anak. TIK ini mempunyai potensi yang amat kaya untuk merangsang semua fakultas kecerdasan anak-anak agar dapat berkembang secara maksimal.
Pengetahuan yang disimpan dan kemudian dapat diakses kembali melalui TIK praktis tidak terbatas jumlahnya dan tidak pula dibatasi oleh ruang dan waktu (apalagi hanya sekedar batas-batas negara). Jenis pengetahuan itu tidak hanya berupa teks tetapi juga berupa pemodelan, simulasi, animasi dan hal-hal yang tidak terbayangkan bahkan lima tahun yang lalu. Proses belajar melalui TIK dapat menjadi suatu proses pendidikan yang menyenangkan (joyful learning) dan oleh karenanya dapat mempunyai dampak yang amat kuat pada penguasaan pengetahuan. Dengan bantuan TIK hal-hal yang amat kompleks sekalipun dapat dengan mudah dicerna dan kemudian dipahami bahkan dihayati oleh  anak didik. Meskipun demikian perlu digarisbawahi di sini bahwa peran guru tetap tidak tergantikan, TIK hanyalah sekedar suatu perangkat bantu (meskipun sangat ampuh).
KECENDERUNGAN
Teknologi yang akan mampu menciptakan pasar yang bersifat masif, dan oleh karenanya akan selalu mempunyai kekuatan untuk pengembangannya lebih lanjut, salah satunya adalah teknologi yang mempunyai kandungan hiburan (entertainment). Teknologi mutakhir seperti ini yang paling fenomenal (di Indonesia diperkirakan saat ini telah beredar sebanyak 100 juta biji!!) adalah telpon genggam (hand phone: HP). Sedangkan yang telah lebih dahulu hadir, dan sebenarnya juga fenomenal, adalah televisi berwarna dan komputer. Mungkin tidak ada satupun wilayah di Indonesia, yang terpencil sekalipun, tanpa kehadiran salah satu di antara kedua (atau bahkan kedua) jenis teknologi itu: HP dan TV. Di wilayah pedalaman Sumatra, atau Kalimantan dapat ditemui gubuk dengan antena parabola televisi.
Kemajuan teknologi informasi dan komputer telah memungkinkan pengembangan isi (content) yang menyertai produk teknologi seperti HP, TV dan komputer untuk tujuan berupa hiburan menjadi semakin menarik dan adiktif. Fungsi utama semula (misal sekedar untuk telekomunikasi) kalah oleh berbagai fitur tambahan. Bahkan produk teknologi seperti ini juga dapat menjadi pembentuk gaya hidup baru (life style trend setter).  Potensi teknologi ini sebagai pengusik proses pendidikan dapat meningkat lebih cepat dibanding potensinya untuk mendukung proses pendidikan anak. Bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan menghadapi masa depan tentu tidak diragukan lagi. Meskipun demikian potensi destruktifnya tidak juga dapat disepelekan atau bahkan diabaikan begitu saja. Kekawatiran yang cukup beralasan itulah yang telah menyebabkan banyak sekolah-sekolah umum di Amerika Serikat melarang para siswanya membawa HP atau pager ke sekolah sejak tahun 1988!!.
KESADARAN AKAN FUNGSI
Ketidaksiapan sosio-kultural dapat menyebabkan potensi kemudhoratan kehadiran teknologi lebih dominan dibanding kemanfaatannya. Secara umum nampaknya Indonesia termasuk negara yang tidak mempunyai kesiapan sosio-kultural dalam menyambut kehadiran teknologi. Produk regulasi tidak dapat mengikuti laju kehadiran teknologi. Diperkirakan isi (content) siaran tv mempunyai korelasi positif dengan meningkatnya kejahatan baik dari sisi frekuensi maupun derajat kejahatannya. Kehadiran teknologi mutakhir (HP, TV, Komputer) telah menyebabkan mendidik anak di Indonesia lebih sulit dibanding mendidik anak di Amerika Serikat. Sekolah di Indonesia tidak mempunyai kesanggupan mengirim sinyal-sinyal mengenai adanya potensi negatif  dari teknologi (bandingkan dengan di AS yang melarang membawa HP ke sekolah). Padahal, pada saat masyarakat luas telah kehilangan nurani dan nalarnya, seharusnya sekolah menjadi salah satu benteng dan pembangun tata-nilai luhur.
Kesadaran akan fungsi positif utama suatu teknologi perlu secara terus menerus ditanamkan kepada anak-anak. Pada saat fungsi itu bergeser ke arah yang sifatnya sekunder maka berbagai konsekuensinya harus dipahami dengan baik oleh mereka. Kehadiran teknologi harus didahului oleh perbincangan yang panjang (dan mungkin melelahkan) mengenai fungsi utama dan kemungkinan dampaknya. Menghadirkan teknologi secara tiba-tiba, hanya karena ada keinginan dan kekuatan untuk mengadakannya, dalam banyak hal tergolong sebagai tidak bijaksana. Penyembuhan dari adiktif destruktif bawaan teknologi yang tidak terkontrol akan jauh lebih menyakitkan dan melelahkan dibanding diskusi berkepanjangan dalam usaha menanamkan fungsi positif utama dari teknologi itu.
PENGENDALIAN DIRI
Dampak negatif dari teknologi hadir di mana-mana, tidak mengenal waktu, makin lama semakin canggih dan berdaya tarik tinggi. Pengawasan terus menerus pada anak-anak adalah sesuatu yang tidak mungkin dan absurd. Pada saat yang sama, teknologi itu tidak perlu dimusuhi atau dijauhi karena ia dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempersiapkan anak didik menghadapi masa depannya.  Maka pendidikan mengendalikan diri menjadi suatu kebutuhan yang tidak terhindarkan dan tidak dapat ditunda. Anak-anak harus dapat memutuskan sendiri (tentu melalui suatu proses belajar) secara rasional kapan harus berhenti walau keinginannya masih memintanya lagi. Adanya momen-momen dalam kehidupan mereka yang bersifat wajib, tidak terbantahkan, adalah salah satu jenis latihan dalam proses belajar mengendalikan diri.
Termasuk dalam pengendalian diri adalah memilah dan kemudian memilih informasi yang paling relevan dengan kebutuhan pengetahuan yang diperlukan bagi pengembangan dirinya. Dalam konteks inilah peran orang tua dan guru menjadi amat penting dan tidak tergantikan. Orang tua akan sangat terbantu manakala hal-hal yang penting dan relevan itu menjadi suatu isu publik. Sekolah mempunyai peran amat penting agar sesuatu yang bermanfaat (walaupun mungkin kontroversial) bagi pengembangan anak didik menjadi suatu isu atau perbincangan publik. Anak-anak juga akan terbantu dalam proses belajar mengendalikan diri manakala objek pengendalian itu menjadi suatu isu publik. Misal, pelarangan membawa HP ke sekolah dapat dipastikan pada mulanya akan menimbulkan histeria perlawanan yang luar biasa sengitnya dari masyarakat. Debat publik akan berkepanjangan namun pada akhirnya akan menghasilkan sebuah pemahaman baru mengenai bagaimana seharusnya menggunakan gadgets itu secara tepat guna (proper) dan memenuhi kaedah-kaedah kesantunan. Luaran akhir dari proses tersebut, harapannya adalah bertambahnya kemampuan pengendalian diri secara masif di tengah-tengah masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan gadgets itu.
KASUS – KASUS DI ITB
ITB tidak steril dari kasus dampak (negatif) kehadiran gadgets mutakhir itu. Tercatat sejumlah kasus DO yang diakibatkan oleh kecanduan bermain game, yang semakin lama semakin canggih dan semakin menarik bagi anak-anak (termasuk mahasiswa). Tentu kecanduan itu tidak datang tiba-tiba namun terbangun dalam waktu yang lama, mungkin sejak SMU atau bahkan lebih dini. Mungkin orang tua semula merasa senang melihat puteranya akrab dengan permainan yang sarat dengan teknologi tanpa menyadari potensi destruktif bawaannya. Bahwa faktanya anak tersebut dapat diterima di ITB menunjukkan betapa dampak itu sedemikian tersembunyi dan baru menunjukkan akibat fatal jika faktor-faktor pemicunya muncul. Permainan game mungkin sekedar pelarian dalam menghadapi tekanan akademik yang tidak tertahankan atau dengan kata lain beban akademis telah menjadi pemicu efektif. Tentu diperlukan studi yang lebih mendalam untuk menemukan faktor-faktor pemicu yang sesungguhnya. Jumlah mahasiswa yang menggunakan HP untuk merekam perkuliahan diperkirakan akan semakin meningkat. Tentu ini merupakan hal yang baik namun dengan catatan bahwa hal itu harus tetap disertai usaha-usaha untuk meringkas dan menuliskannya kembali dalam catatan terstruktur (ini penting karena merupakan latihan paling sederhana dalam melakukan kegiatan sintesa). Diduga gadgets ini juga berperan dalam mendukung berbagai tindakan kecurangan akademik (mencontek dalam ujian atau mengcopy tugas-tugas akademik). Jika tidak ada larangan secara eksplisit mengenai larangan mengaktifkan HP selama mengikuti perkuliahan maka dapat dipastikan sejumlah (besar) mahasiswa akan sangat terusik perhatiannya dalam mengikuti kuliah.
Bagaimana dengan penggunaan laptop (komputer jinjing) didalam mengikuti perkuliahan dalam atmosfir di mana tersedia akses nirkabel? Dapat dipastikan ada dua kubu dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut yaitu pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, masing-masing dengan alasan dan argumentasi yang kuat dan rasional. Di samping itu berbagai jejaring sosial serta berbagai hiburan yang memanfaatkan jaringan internet ditengarai juga telah mengganggu konsentrasi belajar para mahasiswa. Walaupun jumlahnya kecil namun sejumlah mahasiswa mengalami kesulitan untuk dapat hadir pada kuliah di pagi hari karena pada malam harinya berselancar di dunia maya hingga dini hari. Tentu hal-hal yang positif juga tak terhingga jumlahnya. Misalnya para mahasiswa ITB dapat mengunduh berbagai hal yang akan menunjang karirnya di masa depan. Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa mendidik di jaman ini sungguh memberikan tantangan-tantangan baru kepada orang tua, guru, dan bahkan masyarakat yang tidak terbayangkan sebelumnya. Oleh karena itu menjadi amat penting untuk mengetahui karakter, pola pikir, atau sikap apakah yang sebenarnya diperlukan (oleh siapa saja) untuk menghadapi tantangan di era berlimpahnya ilmu pengetahuan, teknologi (dengan dampak bawaannya yang dapat bersifat destruktif) dan peluang itu?
LIMA HAL UNTUK MENGHADAPI MASA DEPAN
Seorang guru besar dalam psikologi pendidikan dari Universitas Harvard, Prof. Howard Gardner, menawarkan lima hal untuk menuai kesuksesan di masa depan dalam bukunya yang berjudul Five Minds for the Future (Harvard Business School Press: Cambridge Massachussetts, 2007).  Tiga hal berkaitan dengan atau menyangkut masalah intelek (intellect) yaitu disiplin, sintesa, kreatif (disciplined, synthesizing, creative minds), dan dua hal lainnya lebih menekankan pada karakter yaitu etika dan respek (respectful and ethical minds).  Disiplin: menguasi dengan baik sekurang-kurangnya sebuah disiplin, keahlian, ketrampilan atau profesi. Kemampuan untuk fokus, tekun yang berkesinambungan dalam mengembangkan pengetahuan secara mendalam menjadi syarat perlu di sini. Penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang yang ahli dalam suatu bidang diperlukan kerja fokus selama sekurang-kurangnya 10 tahun, diperlukan sikap disiplin. Sintesa: mampu memilah dan memilih informasi dari berbagai sumber, memahami serta mengevaluasi informasi tersebut secara objektif dan kemudian menggabungkannya sedemikian rupa sehingga menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kemampuan ini menjadi suatu keharusan di era membanjirnya informasi, baik dan buruk yang tercampur aduk, dan berasal dari berbagai arah, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kreatif: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak umum, menawarkan pola pikir dan pikiran segar dalam mencari jawaban, menghasilkan solusi yang tidak terduga, membuka wawasan baru yang mencerahkan. Pikiran yang kreatif merupakan aset yang tidak ternilai harganya di era yang serba instan, sarat dengan persaingan, dan penuh ketidakpastian.  Respek: mampu menghadapi perbedaan secara positif, memahami orang atau hal lain di luar dirinya, dan tentunya mampu bekerja bersama orang lain dengan baik. Teknologi telah memungkinkan manusia melakukan perjalanan dan komunikasi secara global. Dengan demikian maka kemampuan untuk dapat memahami dan menghargai orang lain menjadi luar biasa pentingnya. Etika: memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan keinginan publik di mana ia berada, atau dengan kata lain tidak egois. Selalu berorientasi pada kemaslahatan bagi semaksimal mungkin anggota masyarakat.
Perubahan-perubahan yang tidak dapat diduga yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi mengharuskan semuanya melakukan persiapan-persiapan yang bersifat fundamental, tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan yang terjadi di luar dirinya. Di antara hal yang fundamental itu adalah membangun infrastruktur mental (di dalam diri, atau ruhani) yang selalu siap menghadapi tantangan apapun di luar dirinya. Hal ini merupakan tantangan yang sungguh tidak ringan bagi ITB yang tetap menginginkan para alumninya mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa di masa-masa mendatang.
KERJASAMA ORANG TUA DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Mengingat orang tua dan lembaga pendidikan mempunyai keinginan mulia yang sama maka kerjasama di antara keduanya adalah sebuah keniscayaan. Orang tua dan siswa merupakan pemangku kepentingan (stake holder) dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tinggi, khususnya di Indonesia, berkepentingan bahwa orang tua mahasiswanya tetap turut berperan aktif dalam pendidikan putera/i nya meskipun telah menjadi mahasiswa (manusia menjelang dewasa). Sejumlah kasus menunjukkan bahwa anggapan bahwa mahasiswa adalah manusia dewasa yang sepenuhnya telah mampu memikul tanggung jawab bagi masa depannya tidak seluruhnya benar. Fakta masih besarnya peran orang tua yang mengurus berbagai proses pendaftaran masuk perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa saat ini belum sepenuhnya dapat dianggap pribadi yang mandiri dan siap memikul tanggung jawab penuh. Peran aktif yang diharapkan dari orang tua adalah dalam hal memahami berbagai peraturan akademik maupun non-akademik perguruan tinggi sehingga dapat secara efektif membantu putera/i nya dalam berbagai proses pengambilan keputusan menyangkut pendidikannya. Pemahaman itu juga akan sangat membantu dalam memantau dan mendorong kemajuan atau perkembangan pendidikan putera/i-nya. Kerja sama yag baik diharapkan dapat menekan angka DO, sesuatu yang tidak diharapkan oleh orang tua maupun perguruan tinggi, hingga tingkat minimal atau bahkan nol.
 

Bksda Bongkar Kuburan Harimau

TALO KECIL – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Regional II, melakukan evakuasi bangkai harimau Sumatera (phantera tigris sumatrae). BKSDA bersama perangkat desa dan Kecamatan Talo Kecil beserta warga menggali kuburan harimau yang tewas akibat terkena jerat warga.
Proses evakuasi sudah berlangsung dua hari, sejak Kamis (15/3) lalu. Informasi didapat, sebenarnya bangkai harimau sudah dikeluarkan dari kubur, namun belum diizinkan oleh warga setempat untuk membawanya. Karena petugas BKSDA belum dilengkapi SPT, sehingga proses evakuasi kembali dilanjutkan Jumat (16/3) kemarin.
Niat evakuasi yang dilaksanakan BKSDA sempat mendapat hambatan. Karena beberapa warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, tempat kuburan harimau tersebut mencoba menghalang. Namun masalah ini dapat diselesaikan, setelah warga menerima penjelasan dari petugas dan pihak Kecamatan Talo Kecil yang ikut serta dalam proses evakuasi tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat, hewan langka ini ditemukan mati sekitar 2 minggu lalu.
Warga enggan memberikan izin BKSDA dan perangkat desa menggali kuburan harimau karena khawatir harimau lain akan berdatangan dan membahayakan penduduk setempat. Namun setelah ada perjanjian antara warga dengan BKSDA, akhirnya warga mengizinkan dilakukan penggalian. Ketika bangkai sudah dikeluarkan dari kubur, timbul masalah baru lagi. Sehingga proses evakuasi Kamis kemarin ditunda Jumat kemarin. Lagi-lagi rencana evakuasi kembali diundur, karena BKSDA Provinsi belum datang ke lokasi hingga kemarin.
Harimau Sumatera ini ditemukan tersangkut di jaring sawah milik warga. Biasanya jaring ini digunakan untuk menangkap babi. Diperkirakan sebelum harimau kena jerat jaring, sudah lebih dahulu seekor babi terjerat di tempat itu. Diperkirakan, harimau berniat memaksa babi yang kena jerat, alhasil binatang buas itu bernasib sama dengan babi hingga akhirnya mati.
Lokasi temuan hewan langka ini memang jauh dari akses. Desa Sungai Petai merupakan daerah terpencil di Kecamatan Talo Kecil.
Camat Talo Kecil, Rijono, S.Pd ketika dikonfirmasi membenarkan perihal ditemukannya harimau sumatera di Desa Sungai Petai. Bangkai harimau ini kemudian dikuburkan secara adat oleh warga setempat. “Kemarin memang mau dievakuasi tapi warga khawatir kalau dipindahkan nanti harimau lainnya mengancam warga. Sehingga diputuskan dikuburkan tak jauh dari lokasi harimau terjerat setelah dipastikan oleh petugas BKSDA kalau benar bangkai itu harimau,” ungkap Camat.
 

Ngaku Di Rampok. 2 Pemuda Masuk Bui

CURUP, Zakaw91- Polisi terpaksa mengamankan Yuda (24), warga Desa Suro Ilir, Kepahiang, serta Charli (20), warga Desa Pahlawan,Kecamatan Curup Utara. Apa pasal? Di tengah maraknya aksi penodongan dan pencurian kendaraan bermotor akhir-akhir ini, kedua pemuda itu dengan sengaja membuat laporan palsu kepada polisi bahwa mereka sudah menjadi korban perampokan motor bersenjata api. Mereka menyebut Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang sebagai lokasi kejadian. Dalam laporan palsunya kepada polisi, Yuda mengaku menjadi korban perampokan motor bersenjata api, Minggu (11/3) sekitar pukul 17.00 WIB. Ia mengaku saat itu sedang melintas jalan Lubuklinggau-Curup hendak ke Desa Suro Ilir. Tepat di Desa Karang Jaya, Yuda mengaku dihadang oleh segerombolan perampok yang menghentikan laju kendaraannya, lalu langsung menodongkan senjata api ke paha Yuda. Ia mengaku kehilangan dompet, handphone, dan motor jenis Mio Soul Merah BD 4551 GE. Untuk memperkuat laporan palsunya kepada polisi, Yuda melibatkan Carli sebagai saksi yang melihat kejadian yang dialami Yuda. Mendapatkan laporan itu, Sat Reskrim Polres RL langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa kedua pemuda tersebut. Hasilnya, meski sudah merencanakan laporan palsu dengan matang, keduanya diperiksa terpisah, bahkan Charli mengaku tidak mengenal Yudha. Keterangan kedua pemuda itu juga berbeda-beda hingga akhirnya ketahuan kalau mereka berdusta. Kapolres Rejang Lebong AKBP I Ketut Yudha Karyana SIK melalui Kasat Reskrim AKP Hardidinata SIK ketika dikonfirmasi membenarkan atas penangkapan kedua pemuda atas tuduhan memberikan keterangan atau laporan palsu kepada polisi. “Mereka ini kepepet perlu uang, namun menggunakan cara yang tidak terpuji dengan mengaku menjadi korban perampokan bersenjata api,” terang Kasat. Hasil penyidikan polisi, motor BD 4551 Ge tersebut baru sekitar dua bulan diperoleh pelaku Yuda dengan mengambil kredit di Lising, dan baru satu kali membayar angsuran. Karena tidak sanggup membayar dan sedang butuh uang, akhirnya keduanya menjual motor jenis Mio Soul milik Yuda itu ke seseorang di Kabupaten Mukomuko, dengan harga Rp 3 juta, lalu Yuda memberikan uang Rp 300 ribu kepada Charli untuk ikut merancang laporan palsu. “Mereka kita kenakan pasal 242 KUHP dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara,” tegas Kasat.
 

Polda Bengkulu Geledah Dinas Tata Kota


RATU SAMBAN, Gt – Proses penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) rumah toko di kawasan Simpang Skip Kota Bengkulu yang diduga melanggar garis sempadan bangunan (GSB) menjadi perhatian serius Polda Bengkulu. Setelah memeriksa Kepala Dinas Tata Kota Ir Sahlan Sirad, kemarin sekitar pukul 11.00 WIB, tim Direktorat Reskrim Khusus menggeledah kantor Dinas Tata Kota. Berkas-berkas terkait penerbitan IMB sejumlah bangunan ikut digeledah. Sebelum penggeledahan, sekitar pukul 09.00 WIB, tim Subdit Indagsi Dit Reskrimsus melakukan pemeriksaan sejumlah saksi di kantor tersebut. Pemeriksaan yang berlangsung tertutup sempat menarik perhatian masyarakat yang mengurus penerbitan IMB. Kadis Tata Kota Bengkulu Ir Sahlad Sirad ME ketika ditemui tak membantah adanya penggeledahan tersebut. Namun ia enggan berkomentar banyak terkait kondisi tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum. “Tidak perlu dikomentari masalah itu. Jadi belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut,” elaknya. Mengenai IMB yang dipersoalkan, Sahlan juga enggan berkomentar. Pun begitu ia menegaskan siap bertanggung jawab. Sementara itu Dir Reskrim Khusus Polda Bengkulu, Kombes Pol Drs S.M Mahendra Jaya, didampingi Kabid Humas, AKBP Hery Wiyanto, SH dan Kasubdit Indagsi, AKBP Budi Samekto membenarkan pihaknya telah melakukan serangkaian proses penyelidikan terhadap pemberian IMB sejumlah bangunan di Kota Bengkulu yang diduga melanggar GSB. Hanya saja, prosesnya saat ini masih dalam penyelidikan. ” Wah itu, masih dalam penyelidikan kita. Soalnya, pengusutan itu baru saja kita lakukan,” ujarnya. Pihaknya, sambung Budi memang telah melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap Kadis Tata Kota Ir Sahlan Sirad. Pemeriksaan menekankan pada berapa banyak gedung yang berada di jantung kota Bengkulu yang diduga melanggar. “Kapasitasnya hanya sebatas saksi,” katanya. Pemeriksaan terhadap Kadis Tata Kota itu masih akan berlanjutnya. Mengingat keterangannya itu sangat penting untuk mengetahui bangunan yang melanggar itu. “Kita hanya meminta data gedung yang diduga melanggar,” terangnya...!!!!!!!!!!
 

Di Irak Di Larang Berdandan Ala EMO, dan Bagi Siapa Yang Berdandan Ala Emo di Irak Di Hukum Mati

 Pengekangan dalam kebebasan untuk mengekspresikan diri ternyata masih terjadi di beberapa tempat. Seperti halnya di Irak, para remaja yang rata-rata masih pelajar dibunuh lantaran berdandan dengan gaya rambut aneh dan pakaian ketat mengacu pada gaya emo yang populer di barat.
 
Tak kurang dari 14 remaja dibunuh di Baghdad dalam kurun waktu 3 minggu ini dengan munculnya kampanye yang diluncurkan polisi moral atau militan Shia. Mengenaskannya, 14 remaja tersebut dihukum dengan cara dilempari dengan batu hingga meninggal.
 
Para militan akan memburu para remaja yang sudah menjadi sasaran mereka dan tak segan untuk membunuh apabila mereka tidak mengganti pakaiannya. Pembunuhan ini terjadi sejak Menteri Dalam Negeri Irak menaruh perhatian terhadap budaya emo yang masuk ke dalam Irak akhir bulan lalu. Mereka juga meminta polisi untuk mencap budaya ini sebagai satanisme.
 
Menurut Hana Al Bayaty dari Brussels Tribunal bahwa remaja yang tewas lebih dari 14. Diperkirakan 90 atau 100 remaja yang meninggal akibat hukuman yang dijatuhkan oleh polisi moral.
 
Kejadian ini sendiri mendapatkan reaksi keras dari berbagai pihak. Mereka menilai bahwa pemerintahan Irak terlalu serius dalam menghadapi hal tersebut. Bagi mereka hal ini tidak adil, hanya lantaran memakai jeans buatan Amerika serta memotong rambutnya ala remaja di Barat, mereka harus menghadapi hukuman yang berat(kpl)
 

20 Maret 2012

Tivs Mendidik Anak Menurut Ajaran Islam


Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal- hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.

Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:


1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.

2. Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.

3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.

4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.

5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.

6. Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal- hal ini.

7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.

8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku- buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah, Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

9. Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.

10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair- syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.

11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia- kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.

12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.

13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.

14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.

15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.

16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.

17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.

18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.

19. Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.

20. Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.

21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.

22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.

23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.

24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.

25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.

26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang- orang yang suka melakukan hal itu.

27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.

28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.

29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah- perintah.

30. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).

Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan.

WaAllahu ta'ala a'lam.

Dari mathwiyat Darul Qasim "tsalasun wasilah li ta'dib al abna''" asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . Diterjemahkan oleh, Ubaidillah Masyhadi
Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.

Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

1. Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,

“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang dimana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit.

Dalilnya antara lain,

“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)
Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.

Adapun dari hadits,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

2. Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah

Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

3. Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak

Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.

4. Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia

Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.
Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

5. Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan

Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.

Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram.

Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Lonceng itu serulingnya syaithan”. (HR. Muslim).

Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ

“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).

إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya.

6. Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian

Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.

Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada Yahudi dan orang-orang zhalim. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

7. Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i

Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)

Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.

Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Had

Tivs Mendidik Anak

Setiap pasangan dan ibubapa mempunyai harapan yang tinggi dalam mendidik zuriatnya agar anak-anak akan menjadi anak yang soleh dan cemerlang dunia dan akhirat.
Kadang-kadang dalam usaha mendidik dan memberi ilmu pada anak-anak ada beberapa perkara yang kita terlepas pandang.
Untuk itu marilah kita renung-renungkan tips ini demi kebaikan bersama....

Menurut Pakar Motivasi Dr Hasan Hj Mohd Ali, terdapat 40 kesilapan ibubapa dalam mendidik anak-anak. Iaitu;

1) Pemilihan jodoh tanpa memperhitungkan mengenai zuriat.

2) Perhubungan suami isteri tanpa memperhitungkan mengenai zuriat.

3) Kurang berlemah lembut terhadap anak-anak.

4) Memaki hamun sebagai cara menegur kesilapan anak-anak.

5) Tidak berusaha mempelbagaikan makanan yang disaji untuk anak-anak.

6) Jarang bersama anak-anak sewaktu mereka sedang makan.

7) Melahirkan suasana yang kurang seronok ketika makan.

8 ) Membeza-bezakan kasih sayang terhadap anak-anak.

9) Kurang melahirkan kasih sayang.

10) Sering mengeluh di hadapan anak-anak.

11) Tidak meraikan anak-anak ketika mereka pergi & pulang dari sekolah.

12) Tidak mengenalkan anak-anak dengan konsep keadilan.

13) Tidak memberatkan pendidikan agama dikalangan anak-anak.

14) Tidak terlibat dengan urusan pelajaran anak-anak.

15) Tidak programkan masa rehat dan riadah anak-anak.

16) Tidak menggalakkan dan menyediakan suasana suka membaca.

17) Mengizinkan anak menjamah makanan @ minuman yang tidak halal.

18) Tidak tunjuk contoh tauladan yang baik di hadapan anak-anak.

19) Jarang meluangkan masa untuk bergurau senda dengan anak-anak.

20) Terdapat jurang komunikasi di antara ibu bapa dan anak-anak.

21) Tidak menggunakan bahasa yang betul.

22) Suka bertengkar di hadapan anak-anak.

23) Senantiasa menunjukkan muka masam di hadapan anak-anak.

24) Tidak Membimbing Anak-anak supaya mematuhi syarat.

25) Memberi kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak.

26) Terlalu mengongkong kebebasan anak-anak.

27) Tidak menunaikan janji yang dibuat terhadap anak-anak.

28) Tidak menunjukkan minat kepada aktiviti anak-anak.

29) Tidak memupuk semangat membaca di kalangan anak-anak.

30) Tidak berminat melayan pertanyaan atau kemusykilan anak-anak.

31) Tidak memberi perhatian terhadap buah fikiran anak-anak.

32) Lambat memberi penghargaan kepada anak-anak.

33) Kerap Meleteri sesuatu kesilapan yang dilakukan oleh anak-anak.

34) Hukuman yang tidak setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.

35) Sering mengancam dan menakutkan anak-anak.

36) Menghukum tanpa menyatakan kesalahan yang dilakukan.

37) Tidak konsisten dalam menjatuhkan hukuman keatas anak-anak.

38) Memberi nasihat yang sama kepada anak-anak.

39) Tidak tegas mendidik anak-anak.

40) Tidak menggalakkan anak-anak hidup bekerjasama.

Teknik mengajar anak MENGHORMATI dan mengeratkan hubungan ibu bapanya

1. Jika si ibu marahkan anak, bapa DILARANG backing anak semasa anak itu dimarahi. Begitulah sebaliknya. Jika tidak, anak akan hilang rasa hormat terhadap ibu/bapa yg memarahi. Anak mencontohi apa yg diajar/dididik oleh ibu bapanya. Apabila berlaku percanggahan arahan/undang2, anak akan menjadi keliru arahan/undang2 siapakah yg patut dipatuhi. Si ibu atau si bapa. Apabila berlaku pertentangan pendapat yg terang2 ditunjukkan ibu bapa ke atas anak ketika dimarahi, ia telah menjatuhkan MARUAH dan MARTABAT org yg memarahi (ibu/bapa). Anak hilang rasa hormat dan merasakan perbuatan nakal mereka adalah betul belaka kerana ada yg backing.

2. Bapa DILARANG menengking/mengherd ik/bertengkar dengan ibu di hadapan anak2. Begitulah sebaliknya. Anak mencontohi tindak tanduk ibu bapa. Satu rutin putaran kehidupan akan kembali dilakukan oleh anak ke atas ibu yg sering ditengking oleh bapa di hadapan anak2.

3. Sentiasa masak utk anak dan ajak anak sama2 masak/makan, makanan hasil tangan ibu ini dapat mengeratkan hubungan rohani anak dan ibu.

4. Ibu bapa MESTI makan bersama anak-anak

Disamping itu jangan lupa sentiasalah berdoa demi kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anak..

11 ulasan:

Dia  berkata...
Assalamualaikum k mala, terimakasih tip2 ni..alhamdulillah wlupun sy bekerja anak2 mahulah mndngr kata..insyaallah sy mmprctisekan diantaranya. wlupun 2 org aje..mmg sngt sy kena jaga. tambahan pula sy keje jauh..takut2 perkara x baik disebalik. 2 orang tu lar sy takut..klu ramai mgkin lebih sy boleh harapkan..hihi.
berkata...
tips yang ke 3 dan ke4 tu mmg maya sokong... itu juga yg selalu di pesan oleh mak.. apa pun... kalau dah jadi ibu.. sebaiknya kita masak untuk keluarga... air tangan ibu ada sentuhan rohani... tip2 cikgu banyak membantu... suka entry nie..
Dia berkata...
kak mala, kadang zan x boleh nak jwb dengan ika. bila zan balik keje dah agak mlm(sbb skrg mlm awal) dia akan tanya, "boleh tak adik qada' smbhyg asar sbb lupa nak buat..esok msti kena rotan sbb x cukup 5 waktu..."-tak pun dia akan tanya"apa alasan adik nak bagi kat cikgu sbb x cukup 5 waktu.."....biasanya cikgu akan rotan klu x ckp walaupun perlahan anak zan ni takut kena pukul...tular citer anak zan yg sorang ni..
Salam, Anak-anak adalah permata hati yang perlu dijaga dan dibelai. Merekalah warisan kita untuk bekalan pahala setelah tiada di dunia ini.
Andi berkata...
Salam...minta izin amik artikel ni utk dimuatkan dalamblog saya...terima kasih cikgu
Mama Burni, berkata...
info yang sangat berguna...tq
berkata...
nak minta izin amik artikel ni utk dimasukkan dlm blog saya ye...terima kasih cikgu
Jan, berkata...
tips yang baik, terima kasih.
Nur ,berkata...
Ank lelaki sy bru usia 3 thun. Sy slu mrh2 n pukul dia jika dia bt salah. Ptt ke sy bkelakuan bgtu di usia dia 3thun. Sy mula risau dgn dia krn dh mnunjukkn sikap y kurang elok. Adkh sikap dia tu akn terikut2 shngga dia dwasa. Sbg ibu sy risau sgt2 hrp puan leh bg nsihat. Tq

18 Maret 2012

Tivs Mendidik Anak

Pada umumnya setiap orang tua menginginkan anaknya mempunyai masa depan yang baik, sukses, bermanfaat maksimal bagi masyarakat dan bangsanya; demikian pula halnya dengan guru atau dosen: menginginkan masa depan yang sukses bagi anak didiknya. Berbagai usaha dan bahkan jika perlu juga pengorbanan siap dilakukan untuk mencapai hal tersebut.  Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang relative cepat  serta berbagai factor lainnya, nampaknya secara umum harus diakui bahwa usaha itu terasa semakin sulit. Jika ditahun 60-an masuk ITB praktis tanpa saingan maka di tahun 2000-an persaingan itu luar biasa sengitnya; sebagian orang menganggap bahwa ITB adalah salah satu kunci sukses menuju masa depan. Paling tidak pendidikan yang ditawarkan oleh ITB, pendidikan yang membawa muatan teknologi, masih cukup (walaupun mungkin sudah mulai meluntur?)  diminati oleh sejumlah anak muda Indonesia.
Pada mulanya, secara garis besar, teknologi diciptakan untuk meningkatkan kenyamanan hidup manusia (pengecualian mungkin dapat diberikan pada teknologi pertahanan, yang untuk selanjutnya akan dikeluarkan dari pembahasan ini). Hanya teknologi yang memenuhi kriteria kenyamanan ini yang akan mempunyai  nilai jual atau nilai ekonomi yang memang diperlukan untuk menopang pengembangannya lebih lanjut. Teknologi haus akan pasar dan ia tidak pernah ragu-ragu untuk menciptakan pasar baru. Oleh karena itu teknologi bersifat mendunia, di mana ada daya beli di situ ada teknologi. Kehadiran teknologi di suatu tempat sering kali lebih cepat dibandingkan kesiapan sosiokultural untuk menyambutnya. Padahal teknologi itu sendiri tercipta melalui proses yang panjang yang melibatkan juga aspek-aspek sosiokultural. Konsekuensinya, kehadiran teknologi tanpa kesiapan sosiokultural  dapat menghasilkan suatu disharmoni, sisi negatif teknologi dapat menjadi lebih dominan. Teknologi mempunyai potensi untuk menjadi pedang bermata dua.
Mendidik anak pada dasarnya adalah proses mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan jamannya dan keluar sebagai pemenang (champion) bukan sebagai pecundang (loser). Masa depan yang dekat (bahkan masa itu telah datang di tengah-tengah kita) adalah masa yang berbasis pengetahuan. Dengan bantuan teknologi dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu demikian berlimpah ruah (the age of abundance knowledge). Dapat dikatakan dengan kepastian tinggi: siapa saja yang mampu menguasai dan memanfaatkan pengetahuan itu secara maksimal maka dialah yang akan keluar sebagai pemenang, sebagai penguasa jaman. Oleh karena itu, kehadiran teknologi dalam proses kehidupan anak harus difungsikan atau diperankan untuk tujuan penguasaan, pengayaan dan pemanfaatan pengetahuan tersebut. Jadi kehadiran teknologi yang justru akan mengganggu, mengusik, atau mengacaukan proses penguasaan, pengayaan dan pemanfaatan pengetahuan harus dicegah sedini mungkin.
Kehadiran pengetahuan dan teknologi baru yang praktis tanpa henti sesungguhnya juga menciptakan berbagai kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang baru. Oleh karena itu tidak berlebihan jika abad ini juga disebut sebagai the age of abundance opportunities. Sudah barang tentu tidak semua orang mampu melihat dan kemudian memanfaatkan berbagai peluang itu. Alih-alih memanfaatkan, pada kenyataannya banyak yang justru menjadi korban, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari kehadiran pengetahuan atau teknologi baru.  Dengan demikian menjadi amat penting untuk mengetahui sejumlah syarat minimal agar kita dapat memanfaatkan berlimpahnya berbagai kesempatan atau peluang yang disediakan oleh pengetahuan atau teknologi baru.
Dalam tulisan singkat ini hanya akan disoroti teknologi fenomenal: HP, TV, dan komputer. Berbagai kasus berkenaan dampak kehadiran gadgets dalam kehidupan mahasiswa (ITB) juga akan dikemukakan dan dibahas. Pada akhirnya akan dikemukakan sejumlah karakter, jiwa, pikiran atau pola pikir sebagai syarat minimal agar dapat memanfaatkan kehadiran the age of abundance knowledge and opportunites secara optimal.
RELEVANSI dan POTENSI
Teknologi yang paling relevan dengan tujuan sebagai wahana untuk mengakses, mengolah, menguasai dan memanfaatkan pengetahuan adalah teknologi informasi dan komputer (TIK), termasuk di dalamnya adalah robot dan internet. Oleh karena itu penguasaan teknologi ini sedini mungkin, dengan memperhatikan kesiapan psikologis, akan merupakan salah satu kunci dalam mempersiapkan masa depan yang optimal bagi anak-anak. TIK ini mempunyai potensi yang amat kaya untuk merangsang semua fakultas kecerdasan anak-anak agar dapat berkembang secara maksimal.
Pengetahuan yang disimpan dan kemudian dapat diakses kembali melalui TIK praktis tidak terbatas jumlahnya dan tidak pula dibatasi oleh ruang dan waktu (apalagi hanya sekedar batas-batas negara). Jenis pengetahuan itu tidak hanya berupa teks tetapi juga berupa pemodelan, simulasi, animasi dan hal-hal yang tidak terbayangkan bahkan lima tahun yang lalu. Proses belajar melalui TIK dapat menjadi suatu proses pendidikan yang menyenangkan (joyful learning) dan oleh karenanya dapat mempunyai dampak yang amat kuat pada penguasaan pengetahuan. Dengan bantuan TIK hal-hal yang amat kompleks sekalipun dapat dengan mudah dicerna dan kemudian dipahami bahkan dihayati oleh  anak didik. Meskipun demikian perlu digarisbawahi di sini bahwa peran guru tetap tidak tergantikan, TIK hanyalah sekedar suatu perangkat bantu (meskipun sangat ampuh).
KECENDERUNGAN
Teknologi yang akan mampu menciptakan pasar yang bersifat masif, dan oleh karenanya akan selalu mempunyai kekuatan untuk pengembangannya lebih lanjut, salah satunya adalah teknologi yang mempunyai kandungan hiburan (entertainment). Teknologi mutakhir seperti ini yang paling fenomenal (di Indonesia diperkirakan saat ini telah beredar sebanyak 100 juta biji!!) adalah telpon genggam (hand phone: HP). Sedangkan yang telah lebih dahulu hadir, dan sebenarnya juga fenomenal, adalah televisi berwarna dan komputer. Mungkin tidak ada satupun wilayah di Indonesia, yang terpencil sekalipun, tanpa kehadiran salah satu di antara kedua (atau bahkan kedua) jenis teknologi itu: HP dan TV. Di wilayah pedalaman Sumatra, atau Kalimantan dapat ditemui gubuk dengan antena parabola televisi.
Kemajuan teknologi informasi dan komputer telah memungkinkan pengembangan isi (content) yang menyertai produk teknologi seperti HP, TV dan komputer untuk tujuan berupa hiburan menjadi semakin menarik dan adiktif. Fungsi utama semula (misal sekedar untuk telekomunikasi) kalah oleh berbagai fitur tambahan. Bahkan produk teknologi seperti ini juga dapat menjadi pembentuk gaya hidup baru (life style trend setter).  Potensi teknologi ini sebagai pengusik proses pendidikan dapat meningkat lebih cepat dibanding potensinya untuk mendukung proses pendidikan anak. Bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan menghadapi masa depan tentu tidak diragukan lagi. Meskipun demikian potensi destruktifnya tidak juga dapat disepelekan atau bahkan diabaikan begitu saja. Kekawatiran yang cukup beralasan itulah yang telah menyebabkan banyak sekolah-sekolah umum di Amerika Serikat melarang para siswanya membawa HP atau pager ke sekolah sejak tahun 1988!!.
KESADARAN AKAN FUNGSI
Ketidaksiapan sosio-kultural dapat menyebabkan potensi kemudhoratan kehadiran teknologi lebih dominan dibanding kemanfaatannya. Secara umum nampaknya Indonesia termasuk negara yang tidak mempunyai kesiapan sosio-kultural dalam menyambut kehadiran teknologi. Produk regulasi tidak dapat mengikuti laju kehadiran teknologi. Diperkirakan isi (content) siaran tv mempunyai korelasi positif dengan meningkatnya kejahatan baik dari sisi frekuensi maupun derajat kejahatannya. Kehadiran teknologi mutakhir (HP, TV, Komputer) telah menyebabkan mendidik anak di Indonesia lebih sulit dibanding mendidik anak di Amerika Serikat. Sekolah di Indonesia tidak mempunyai kesanggupan mengirim sinyal-sinyal mengenai adanya potensi negatif  dari teknologi (bandingkan dengan di AS yang melarang membawa HP ke sekolah). Padahal, pada saat masyarakat luas telah kehilangan nurani dan nalarnya, seharusnya sekolah menjadi salah satu benteng dan pembangun tata-nilai luhur.
Kesadaran akan fungsi positif utama suatu teknologi perlu secara terus menerus ditanamkan kepada anak-anak. Pada saat fungsi itu bergeser ke arah yang sifatnya sekunder maka berbagai konsekuensinya harus dipahami dengan baik oleh mereka. Kehadiran teknologi harus didahului oleh perbincangan yang panjang (dan mungkin melelahkan) mengenai fungsi utama dan kemungkinan dampaknya. Menghadirkan teknologi secara tiba-tiba, hanya karena ada keinginan dan kekuatan untuk mengadakannya, dalam banyak hal tergolong sebagai tidak bijaksana. Penyembuhan dari adiktif destruktif bawaan teknologi yang tidak terkontrol akan jauh lebih menyakitkan dan melelahkan dibanding diskusi berkepanjangan dalam usaha menanamkan fungsi positif utama dari teknologi itu.
PENGENDALIAN DIRI
Dampak negatif dari teknologi hadir di mana-mana, tidak mengenal waktu, makin lama semakin canggih dan berdaya tarik tinggi. Pengawasan terus menerus pada anak-anak adalah sesuatu yang tidak mungkin dan absurd. Pada saat yang sama, teknologi itu tidak perlu dimusuhi atau dijauhi karena ia dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempersiapkan anak didik menghadapi masa depannya.  Maka pendidikan mengendalikan diri menjadi suatu kebutuhan yang tidak terhindarkan dan tidak dapat ditunda. Anak-anak harus dapat memutuskan sendiri (tentu melalui suatu proses belajar) secara rasional kapan harus berhenti walau keinginannya masih memintanya lagi. Adanya momen-momen dalam kehidupan mereka yang bersifat wajib, tidak terbantahkan, adalah salah satu jenis latihan dalam proses belajar mengendalikan diri.
Termasuk dalam pengendalian diri adalah memilah dan kemudian memilih informasi yang paling relevan dengan kebutuhan pengetahuan yang diperlukan bagi pengembangan dirinya. Dalam konteks inilah peran orang tua dan guru menjadi amat penting dan tidak tergantikan. Orang tua akan sangat terbantu manakala hal-hal yang penting dan relevan itu menjadi suatu isu publik. Sekolah mempunyai peran amat penting agar sesuatu yang bermanfaat (walaupun mungkin kontroversial) bagi pengembangan anak didik menjadi suatu isu atau perbincangan publik. Anak-anak juga akan terbantu dalam proses belajar mengendalikan diri manakala objek pengendalian itu menjadi suatu isu publik. Misal, pelarangan membawa HP ke sekolah dapat dipastikan pada mulanya akan menimbulkan histeria perlawanan yang luar biasa sengitnya dari masyarakat. Debat publik akan berkepanjangan namun pada akhirnya akan menghasilkan sebuah pemahaman baru mengenai bagaimana seharusnya menggunakan gadgets itu secara tepat guna (proper) dan memenuhi kaedah-kaedah kesantunan. Luaran akhir dari proses tersebut, harapannya adalah bertambahnya kemampuan pengendalian diri secara masif di tengah-tengah masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan gadgets itu.
KASUS – KASUS DI ITB
ITB tidak steril dari kasus dampak (negatif) kehadiran gadgets mutakhir itu. Tercatat sejumlah kasus DO yang diakibatkan oleh kecanduan bermain game, yang semakin lama semakin canggih dan semakin menarik bagi anak-anak (termasuk mahasiswa). Tentu kecanduan itu tidak datang tiba-tiba namun terbangun dalam waktu yang lama, mungkin sejak SMU atau bahkan lebih dini. Mungkin orang tua semula merasa senang melihat puteranya akrab dengan permainan yang sarat dengan teknologi tanpa menyadari potensi destruktif bawaannya. Bahwa faktanya anak tersebut dapat diterima di ITB menunjukkan betapa dampak itu sedemikian tersembunyi dan baru menunjukkan akibat fatal jika faktor-faktor pemicunya muncul. Permainan game mungkin sekedar pelarian dalam menghadapi tekanan akademik yang tidak tertahankan atau dengan kata lain beban akademis telah menjadi pemicu efektif. Tentu diperlukan studi yang lebih mendalam untuk menemukan faktor-faktor pemicu yang sesungguhnya. Jumlah mahasiswa yang menggunakan HP untuk merekam perkuliahan diperkirakan akan semakin meningkat. Tentu ini merupakan hal yang baik namun dengan catatan bahwa hal itu harus tetap disertai usaha-usaha untuk meringkas dan menuliskannya kembali dalam catatan terstruktur (ini penting karena merupakan latihan paling sederhana dalam melakukan kegiatan sintesa). Diduga gadgets ini juga berperan dalam mendukung berbagai tindakan kecurangan akademik (mencontek dalam ujian atau mengcopy tugas-tugas akademik). Jika tidak ada larangan secara eksplisit mengenai larangan mengaktifkan HP selama mengikuti perkuliahan maka dapat dipastikan sejumlah (besar) mahasiswa akan sangat terusik perhatiannya dalam mengikuti kuliah.
Bagaimana dengan penggunaan laptop (komputer jinjing) didalam mengikuti perkuliahan dalam atmosfir di mana tersedia akses nirkabel? Dapat dipastikan ada dua kubu dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut yaitu pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, masing-masing dengan alasan dan argumentasi yang kuat dan rasional. Di samping itu berbagai jejaring sosial serta berbagai hiburan yang memanfaatkan jaringan internet ditengarai juga telah mengganggu konsentrasi belajar para mahasiswa. Walaupun jumlahnya kecil namun sejumlah mahasiswa mengalami kesulitan untuk dapat hadir pada kuliah di pagi hari karena pada malam harinya berselancar di dunia maya hingga dini hari. Tentu hal-hal yang positif juga tak terhingga jumlahnya. Misalnya para mahasiswa ITB dapat mengunduh berbagai hal yang akan menunjang karirnya di masa depan. Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa mendidik di jaman ini sungguh memberikan tantangan-tantangan baru kepada orang tua, guru, dan bahkan masyarakat yang tidak terbayangkan sebelumnya. Oleh karena itu menjadi amat penting untuk mengetahui karakter, pola pikir, atau sikap apakah yang sebenarnya diperlukan (oleh siapa saja) untuk menghadapi tantangan di era berlimpahnya ilmu pengetahuan, teknologi (dengan dampak bawaannya yang dapat bersifat destruktif) dan peluang itu?
LIMA HAL UNTUK MENGHADAPI MASA DEPAN
Seorang guru besar dalam psikologi pendidikan dari Universitas Harvard, Prof. Howard Gardner, menawarkan lima hal untuk menuai kesuksesan di masa depan dalam bukunya yang berjudul Five Minds for the Future (Harvard Business School Press: Cambridge Massachussetts, 2007).  Tiga hal berkaitan dengan atau menyangkut masalah intelek (intellect) yaitu disiplin, sintesa, kreatif (disciplined, synthesizing, creative minds), dan dua hal lainnya lebih menekankan pada karakter yaitu etika dan respek (respectful and ethical minds).  Disiplin: menguasi dengan baik sekurang-kurangnya sebuah disiplin, keahlian, ketrampilan atau profesi. Kemampuan untuk fokus, tekun yang berkesinambungan dalam mengembangkan pengetahuan secara mendalam menjadi syarat perlu di sini. Penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang yang ahli dalam suatu bidang diperlukan kerja fokus selama sekurang-kurangnya 10 tahun, diperlukan sikap disiplin. Sintesa: mampu memilah dan memilih informasi dari berbagai sumber, memahami serta mengevaluasi informasi tersebut secara objektif dan kemudian menggabungkannya sedemikian rupa sehingga menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kemampuan ini menjadi suatu keharusan di era membanjirnya informasi, baik dan buruk yang tercampur aduk, dan berasal dari berbagai arah, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kreatif: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak umum, menawarkan pola pikir dan pikiran segar dalam mencari jawaban, menghasilkan solusi yang tidak terduga, membuka wawasan baru yang mencerahkan. Pikiran yang kreatif merupakan aset yang tidak ternilai harganya di era yang serba instan, sarat dengan persaingan, dan penuh ketidakpastian.  Respek: mampu menghadapi perbedaan secara positif, memahami orang atau hal lain di luar dirinya, dan tentunya mampu bekerja bersama orang lain dengan baik. Teknologi telah memungkinkan manusia melakukan perjalanan dan komunikasi secara global. Dengan demikian maka kemampuan untuk dapat memahami dan menghargai orang lain menjadi luar biasa pentingnya. Etika: memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan keinginan publik di mana ia berada, atau dengan kata lain tidak egois. Selalu berorientasi pada kemaslahatan bagi semaksimal mungkin anggota masyarakat.
Perubahan-perubahan yang tidak dapat diduga yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi mengharuskan semuanya melakukan persiapan-persiapan yang bersifat fundamental, tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan yang terjadi di luar dirinya. Di antara hal yang fundamental itu adalah membangun infrastruktur mental (di dalam diri, atau ruhani) yang selalu siap menghadapi tantangan apapun di luar dirinya. Hal ini merupakan tantangan yang sungguh tidak ringan bagi ITB yang tetap menginginkan para alumninya mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa di masa-masa mendatang.
KERJASAMA ORANG TUA DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Mengingat orang tua dan lembaga pendidikan mempunyai keinginan mulia yang sama maka kerjasama di antara keduanya adalah sebuah keniscayaan. Orang tua dan siswa merupakan pemangku kepentingan (stake holder) dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tinggi, khususnya di Indonesia, berkepentingan bahwa orang tua mahasiswanya tetap turut berperan aktif dalam pendidikan putera/i nya meskipun telah menjadi mahasiswa (manusia menjelang dewasa). Sejumlah kasus menunjukkan bahwa anggapan bahwa mahasiswa adalah manusia dewasa yang sepenuhnya telah mampu memikul tanggung jawab bagi masa depannya tidak seluruhnya benar. Fakta masih besarnya peran orang tua yang mengurus berbagai proses pendaftaran masuk perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa saat ini belum sepenuhnya dapat dianggap pribadi yang mandiri dan siap memikul tanggung jawab penuh. Peran aktif yang diharapkan dari orang tua adalah dalam hal memahami berbagai peraturan akademik maupun non-akademik perguruan tinggi sehingga dapat secara efektif membantu putera/i nya dalam berbagai proses pengambilan keputusan menyangkut pendidikannya. Pemahaman itu juga akan sangat membantu dalam memantau dan mendorong kemajuan atau perkembangan pendidikan putera/i-nya. Kerja sama yag baik diharapkan dapat menekan angka DO, sesuatu yang tidak diharapkan oleh orang tua maupun perguruan tinggi, hingga tingkat minimal atau bahkan nol.

Bksda Bongkar Kuburan Harimau

TALO KECIL – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Regional II, melakukan evakuasi bangkai harimau Sumatera (phantera tigris sumatrae). BKSDA bersama perangkat desa dan Kecamatan Talo Kecil beserta warga menggali kuburan harimau yang tewas akibat terkena jerat warga.
Proses evakuasi sudah berlangsung dua hari, sejak Kamis (15/3) lalu. Informasi didapat, sebenarnya bangkai harimau sudah dikeluarkan dari kubur, namun belum diizinkan oleh warga setempat untuk membawanya. Karena petugas BKSDA belum dilengkapi SPT, sehingga proses evakuasi kembali dilanjutkan Jumat (16/3) kemarin.
Niat evakuasi yang dilaksanakan BKSDA sempat mendapat hambatan. Karena beberapa warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, tempat kuburan harimau tersebut mencoba menghalang. Namun masalah ini dapat diselesaikan, setelah warga menerima penjelasan dari petugas dan pihak Kecamatan Talo Kecil yang ikut serta dalam proses evakuasi tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat, hewan langka ini ditemukan mati sekitar 2 minggu lalu.
Warga enggan memberikan izin BKSDA dan perangkat desa menggali kuburan harimau karena khawatir harimau lain akan berdatangan dan membahayakan penduduk setempat. Namun setelah ada perjanjian antara warga dengan BKSDA, akhirnya warga mengizinkan dilakukan penggalian. Ketika bangkai sudah dikeluarkan dari kubur, timbul masalah baru lagi. Sehingga proses evakuasi Kamis kemarin ditunda Jumat kemarin. Lagi-lagi rencana evakuasi kembali diundur, karena BKSDA Provinsi belum datang ke lokasi hingga kemarin.
Harimau Sumatera ini ditemukan tersangkut di jaring sawah milik warga. Biasanya jaring ini digunakan untuk menangkap babi. Diperkirakan sebelum harimau kena jerat jaring, sudah lebih dahulu seekor babi terjerat di tempat itu. Diperkirakan, harimau berniat memaksa babi yang kena jerat, alhasil binatang buas itu bernasib sama dengan babi hingga akhirnya mati.
Lokasi temuan hewan langka ini memang jauh dari akses. Desa Sungai Petai merupakan daerah terpencil di Kecamatan Talo Kecil.
Camat Talo Kecil, Rijono, S.Pd ketika dikonfirmasi membenarkan perihal ditemukannya harimau sumatera di Desa Sungai Petai. Bangkai harimau ini kemudian dikuburkan secara adat oleh warga setempat. “Kemarin memang mau dievakuasi tapi warga khawatir kalau dipindahkan nanti harimau lainnya mengancam warga. Sehingga diputuskan dikuburkan tak jauh dari lokasi harimau terjerat setelah dipastikan oleh petugas BKSDA kalau benar bangkai itu harimau,” ungkap Camat.

Ngaku Di Rampok. 2 Pemuda Masuk Bui

CURUP, Zakaw91- Polisi terpaksa mengamankan Yuda (24), warga Desa Suro Ilir, Kepahiang, serta Charli (20), warga Desa Pahlawan,Kecamatan Curup Utara. Apa pasal? Di tengah maraknya aksi penodongan dan pencurian kendaraan bermotor akhir-akhir ini, kedua pemuda itu dengan sengaja membuat laporan palsu kepada polisi bahwa mereka sudah menjadi korban perampokan motor bersenjata api. Mereka menyebut Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang sebagai lokasi kejadian. Dalam laporan palsunya kepada polisi, Yuda mengaku menjadi korban perampokan motor bersenjata api, Minggu (11/3) sekitar pukul 17.00 WIB. Ia mengaku saat itu sedang melintas jalan Lubuklinggau-Curup hendak ke Desa Suro Ilir. Tepat di Desa Karang Jaya, Yuda mengaku dihadang oleh segerombolan perampok yang menghentikan laju kendaraannya, lalu langsung menodongkan senjata api ke paha Yuda. Ia mengaku kehilangan dompet, handphone, dan motor jenis Mio Soul Merah BD 4551 GE. Untuk memperkuat laporan palsunya kepada polisi, Yuda melibatkan Carli sebagai saksi yang melihat kejadian yang dialami Yuda. Mendapatkan laporan itu, Sat Reskrim Polres RL langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa kedua pemuda tersebut. Hasilnya, meski sudah merencanakan laporan palsu dengan matang, keduanya diperiksa terpisah, bahkan Charli mengaku tidak mengenal Yudha. Keterangan kedua pemuda itu juga berbeda-beda hingga akhirnya ketahuan kalau mereka berdusta. Kapolres Rejang Lebong AKBP I Ketut Yudha Karyana SIK melalui Kasat Reskrim AKP Hardidinata SIK ketika dikonfirmasi membenarkan atas penangkapan kedua pemuda atas tuduhan memberikan keterangan atau laporan palsu kepada polisi. “Mereka ini kepepet perlu uang, namun menggunakan cara yang tidak terpuji dengan mengaku menjadi korban perampokan bersenjata api,” terang Kasat. Hasil penyidikan polisi, motor BD 4551 Ge tersebut baru sekitar dua bulan diperoleh pelaku Yuda dengan mengambil kredit di Lising, dan baru satu kali membayar angsuran. Karena tidak sanggup membayar dan sedang butuh uang, akhirnya keduanya menjual motor jenis Mio Soul milik Yuda itu ke seseorang di Kabupaten Mukomuko, dengan harga Rp 3 juta, lalu Yuda memberikan uang Rp 300 ribu kepada Charli untuk ikut merancang laporan palsu. “Mereka kita kenakan pasal 242 KUHP dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara,” tegas Kasat.

Polda Bengkulu Geledah Dinas Tata Kota


RATU SAMBAN, Gt – Proses penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) rumah toko di kawasan Simpang Skip Kota Bengkulu yang diduga melanggar garis sempadan bangunan (GSB) menjadi perhatian serius Polda Bengkulu. Setelah memeriksa Kepala Dinas Tata Kota Ir Sahlan Sirad, kemarin sekitar pukul 11.00 WIB, tim Direktorat Reskrim Khusus menggeledah kantor Dinas Tata Kota. Berkas-berkas terkait penerbitan IMB sejumlah bangunan ikut digeledah. Sebelum penggeledahan, sekitar pukul 09.00 WIB, tim Subdit Indagsi Dit Reskrimsus melakukan pemeriksaan sejumlah saksi di kantor tersebut. Pemeriksaan yang berlangsung tertutup sempat menarik perhatian masyarakat yang mengurus penerbitan IMB. Kadis Tata Kota Bengkulu Ir Sahlad Sirad ME ketika ditemui tak membantah adanya penggeledahan tersebut. Namun ia enggan berkomentar banyak terkait kondisi tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum. “Tidak perlu dikomentari masalah itu. Jadi belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut,” elaknya. Mengenai IMB yang dipersoalkan, Sahlan juga enggan berkomentar. Pun begitu ia menegaskan siap bertanggung jawab. Sementara itu Dir Reskrim Khusus Polda Bengkulu, Kombes Pol Drs S.M Mahendra Jaya, didampingi Kabid Humas, AKBP Hery Wiyanto, SH dan Kasubdit Indagsi, AKBP Budi Samekto membenarkan pihaknya telah melakukan serangkaian proses penyelidikan terhadap pemberian IMB sejumlah bangunan di Kota Bengkulu yang diduga melanggar GSB. Hanya saja, prosesnya saat ini masih dalam penyelidikan. ” Wah itu, masih dalam penyelidikan kita. Soalnya, pengusutan itu baru saja kita lakukan,” ujarnya. Pihaknya, sambung Budi memang telah melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap Kadis Tata Kota Ir Sahlan Sirad. Pemeriksaan menekankan pada berapa banyak gedung yang berada di jantung kota Bengkulu yang diduga melanggar. “Kapasitasnya hanya sebatas saksi,” katanya. Pemeriksaan terhadap Kadis Tata Kota itu masih akan berlanjutnya. Mengingat keterangannya itu sangat penting untuk mengetahui bangunan yang melanggar itu. “Kita hanya meminta data gedung yang diduga melanggar,” terangnya...!!!!!!!!!!

Di Irak Di Larang Berdandan Ala EMO, dan Bagi Siapa Yang Berdandan Ala Emo di Irak Di Hukum Mati

 Pengekangan dalam kebebasan untuk mengekspresikan diri ternyata masih terjadi di beberapa tempat. Seperti halnya di Irak, para remaja yang rata-rata masih pelajar dibunuh lantaran berdandan dengan gaya rambut aneh dan pakaian ketat mengacu pada gaya emo yang populer di barat.
 
Tak kurang dari 14 remaja dibunuh di Baghdad dalam kurun waktu 3 minggu ini dengan munculnya kampanye yang diluncurkan polisi moral atau militan Shia. Mengenaskannya, 14 remaja tersebut dihukum dengan cara dilempari dengan batu hingga meninggal.
 
Para militan akan memburu para remaja yang sudah menjadi sasaran mereka dan tak segan untuk membunuh apabila mereka tidak mengganti pakaiannya. Pembunuhan ini terjadi sejak Menteri Dalam Negeri Irak menaruh perhatian terhadap budaya emo yang masuk ke dalam Irak akhir bulan lalu. Mereka juga meminta polisi untuk mencap budaya ini sebagai satanisme.
 
Menurut Hana Al Bayaty dari Brussels Tribunal bahwa remaja yang tewas lebih dari 14. Diperkirakan 90 atau 100 remaja yang meninggal akibat hukuman yang dijatuhkan oleh polisi moral.
 
Kejadian ini sendiri mendapatkan reaksi keras dari berbagai pihak. Mereka menilai bahwa pemerintahan Irak terlalu serius dalam menghadapi hal tersebut. Bagi mereka hal ini tidak adil, hanya lantaran memakai jeans buatan Amerika serta memotong rambutnya ala remaja di Barat, mereka harus menghadapi hukuman yang berat(kpl)

20 Maret 2012

Tivs Mendidik Anak Menurut Ajaran Islam


Apabila telah tampak tanda-tanda tamyiz pada seorang anak, maka selayaknya dia mendapatkan perhatian sesrius dan pengawasan yang cukup. Sesungguhnya hatinya bagaikan bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal- hal yang baik, maka ia akan berkembang dengan kebaikan, sehingga orang tua dan pendidiknya ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya, jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk, maka ia akan tumbuh dengan keburukan itu. Maka orang tua dan pedidiknya juga ikut memikul dosa karenanya.

Oleh karena itu, tidak selayaknya orang tua dan pendidik melalaikan tanggung jawab yang besar ini dengan melalaikan pendidikan yang baik dan penanaman adab yang baik terhadapnya sebagai bagian dari haknya. Di antara adab-adab dan kiat dalam mendidik anak adalah sebagai berikut:


1. Hendaknya anak dididik agar makan dengan tangan kanan, membaca basmalah, memulai dengan yang paling dekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua, red). Kemudian cegahlah ia dari memandangi makanan dan orang yang sedang makan.

2. Perintahkan ia agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan jangan memasukkan makanan ke dalam mulut sebelum habis yang di mulut. Suruh ia agar berhati-hati dan jangan sampai mengotori pakaian.

3. Hendaknya dilatih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan (harus pakai lauk ikan, daging dan lain-lain) supaya tidak menimbulkan kesan bahwa makan harus dengannya. Juga diajari agar tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian kepada anak yang demikian. Hal ini untuk mencegah dari kebiasaan buruk, yaitu hanya memen-tingkan perut saja.

4. Ditanamkan kepadanya agar mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan dilatih dengan makanan sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang pada akhirnya akan sulit bagi dia melepaskannya.

5. Sangat disukai jika ia memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan bahwa sutera itu hanya untuk kaumwanita.

6. Jika ada anak laki-laki lain memakai sutera, maka hendaknya mengingkarinya. Demikian juga jika dia isbal (menjulurkan pakaiannya hingga melebihi mata kaki). Jangan sampai mereka terbiasa dengan hal- hal ini.

7. Selayaknya anak dijaga dari bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan dan bersikap angkuh. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi ketika dewasa ia akan berakhlak demikian. Pergaulan yang jelek akan berpengaruh bagi anak. Bisa jadi setelah dewasa ia memiliki akhlak buruk, seperti: Suka berdusta, mengadu domba, keras kepala, merasa hebat dan lain-lain, sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecilnya. Yang demikian ini, dapat dicegah dengan memberikan pendidikan adab yang baik sedini mungkin kepada mereka.

8. Harus ditanamkan rasa cinta untuk membaca al Qur'an dan buku- buku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi n dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Dia juga harus dibiasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan kaum zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan menela-dani mereka. Dia juga harus diberitahu tentang buku dan faham Asy'ariyah, Mu'tazilah, Rafidhah dan juga kelompok-kelompok bid'ah lainnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Demikian pula aliran-aliran sesat yang banyak ber-kembang di daerah sekitar, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

9. Dia harus dijauhkan dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu, karena hal ini dapat merusak hati dan jiwa.

10. Biasakan ia untuk menulis indah (khath) dan mengahafal syair- syair tentang kezuhudan dan akhlak mulia. Itu semua menunjukkan kesempurnaan sifat dan merupakan hiasan yang indah.

11. Jika anak melakukan perbuatan terpuji dan akhlak mulia jangan segan-segan memujinya atau memberi penghargaan yang dapat membahagia- kannya. Jika suatu kali melakukan kesalahan, hendaknya jangan disebar-kan di hadapan orang lain sambil dinasihati bahwa apa yang dilakukannya tidak baik.

12. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya dimarahi di tempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahannya. Katakan kepadanya jika terus melakukan itu, maka orang-orang akan membenci dan meremehkannya. Namun jangan terlalu sering atau mudah memarahi, sebab yang demikian akan menjadikannya kebal dan tidak terpengaruh lagi dengan kemarahan.

13. Seorang ayah hendaknya menjaga kewibawaan dalam ber-komunikasi dengan anak. Jangan menjelek-jelekkan atau bicara kasar, kecuali pada saat tertentu. Sedangkan seorang ibu hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan terhadap ayah dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah.

14. Hendaknya dicegah dari tidur di siang hari karena menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur, maka biarkan ia tidur (jangan paksakan dengan aktivitas tertentu, red) sebab dapat menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan.

15. Jangan sediakan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk karena mengakibatkan badan menjadi terlena dan hanyut dalam kenikmatan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak.

16. Jangan dibiasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya, tidak lain karena adanya keyakinan bahwa itu tidak baik.

17. Biasakan agar anak melakukan olah raga atau gerak badan di waktu pagi agar tidak timbul rasa malas. Jika memiliki ketrampilan memanah (atau menembak, red), menunggang kuda, berenang, maka tidak mengapa menyi-bukkan diri dengan kegiatan itu.

18. Jangan biarkan anak terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri.

19. Melarangnya dari membangga-kan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makanannya di hadapan teman sepermainan. Biasakan ia ber-sikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temannya.

20. Tumbuhkan pada anak (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking.

21. Cegahlah ia dari mengambil sesuatu milik temannya, baik dari keluarga terpandang (kaya), sebab itu merupakan cela, kehinaan dan menurunkan wibawa, maupun dari yang fakir, sebab itu adalah sikap tamak atau rakus. Sebaliknya, ajarkan ia untuk memberi karena itu adalah perbuatan mulia dan terhormat.

22. Jauhkan dia dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap.

23. Ajari ia duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam.

24. Mencegahnya dari banyak berbicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah.

25. Cegahlah anak dari banyak bersumpah, baik sumpahnya benar atau dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan.

26. Dia juga harus dicegah dari perkataan keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dicegah dari bergaul dengan orang- orang yang suka melakukan hal itu.

27. Anjurkanlah ia untuk memiliki jiwa pemberani dan sabar dalam kondisi sulit. Pujilah ia jika bersikap demikian, sebab pujian akan mendorongnya untuk membiasakan hal tersebut.

28. Sebaiknya anak diberi mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain.

29. Jika anak telah mencapai usia tujuh tahun maka harus diperintahkan untuk shalat dan jangan sampai dibiarkan meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegahlah ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintah- perintah.

30. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka).

Demikian adab-adab yang berkaitan dengan pendidikan anak di masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh. Uraian di atas adalah ditujukan bagi pendidikan anak laki-laki. Walau demikian, banyak di antara beberapa hal di atas, yang juga dapat diterapkan bagi pendidikan anak perempuan.

WaAllahu ta'ala a'lam.

Dari mathwiyat Darul Qasim "tsalasun wasilah li ta'dib al abna''" asy Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah . Diterjemahkan oleh, Ubaidillah Masyhadi
Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.

Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

1. Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,

“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang dimana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit.

Dalilnya antara lain,

“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)
Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.

Adapun dari hadits,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

2. Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah

Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

3. Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak

Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.

4. Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia

Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.
Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

5. Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan

Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.

Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram.

Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Lonceng itu serulingnya syaithan”. (HR. Muslim).

Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ

“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).

إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya.

6. Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian

Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.

Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada Yahudi dan orang-orang zhalim. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

7. Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i

Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)

Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.

Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Had

Tivs Mendidik Anak

Setiap pasangan dan ibubapa mempunyai harapan yang tinggi dalam mendidik zuriatnya agar anak-anak akan menjadi anak yang soleh dan cemerlang dunia dan akhirat.
Kadang-kadang dalam usaha mendidik dan memberi ilmu pada anak-anak ada beberapa perkara yang kita terlepas pandang.
Untuk itu marilah kita renung-renungkan tips ini demi kebaikan bersama....

Menurut Pakar Motivasi Dr Hasan Hj Mohd Ali, terdapat 40 kesilapan ibubapa dalam mendidik anak-anak. Iaitu;

1) Pemilihan jodoh tanpa memperhitungkan mengenai zuriat.

2) Perhubungan suami isteri tanpa memperhitungkan mengenai zuriat.

3) Kurang berlemah lembut terhadap anak-anak.

4) Memaki hamun sebagai cara menegur kesilapan anak-anak.

5) Tidak berusaha mempelbagaikan makanan yang disaji untuk anak-anak.

6) Jarang bersama anak-anak sewaktu mereka sedang makan.

7) Melahirkan suasana yang kurang seronok ketika makan.

8 ) Membeza-bezakan kasih sayang terhadap anak-anak.

9) Kurang melahirkan kasih sayang.

10) Sering mengeluh di hadapan anak-anak.

11) Tidak meraikan anak-anak ketika mereka pergi & pulang dari sekolah.

12) Tidak mengenalkan anak-anak dengan konsep keadilan.

13) Tidak memberatkan pendidikan agama dikalangan anak-anak.

14) Tidak terlibat dengan urusan pelajaran anak-anak.

15) Tidak programkan masa rehat dan riadah anak-anak.

16) Tidak menggalakkan dan menyediakan suasana suka membaca.

17) Mengizinkan anak menjamah makanan @ minuman yang tidak halal.

18) Tidak tunjuk contoh tauladan yang baik di hadapan anak-anak.

19) Jarang meluangkan masa untuk bergurau senda dengan anak-anak.

20) Terdapat jurang komunikasi di antara ibu bapa dan anak-anak.

21) Tidak menggunakan bahasa yang betul.

22) Suka bertengkar di hadapan anak-anak.

23) Senantiasa menunjukkan muka masam di hadapan anak-anak.

24) Tidak Membimbing Anak-anak supaya mematuhi syarat.

25) Memberi kebebasan yang berlebihan kepada anak-anak.

26) Terlalu mengongkong kebebasan anak-anak.

27) Tidak menunaikan janji yang dibuat terhadap anak-anak.

28) Tidak menunjukkan minat kepada aktiviti anak-anak.

29) Tidak memupuk semangat membaca di kalangan anak-anak.

30) Tidak berminat melayan pertanyaan atau kemusykilan anak-anak.

31) Tidak memberi perhatian terhadap buah fikiran anak-anak.

32) Lambat memberi penghargaan kepada anak-anak.

33) Kerap Meleteri sesuatu kesilapan yang dilakukan oleh anak-anak.

34) Hukuman yang tidak setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.

35) Sering mengancam dan menakutkan anak-anak.

36) Menghukum tanpa menyatakan kesalahan yang dilakukan.

37) Tidak konsisten dalam menjatuhkan hukuman keatas anak-anak.

38) Memberi nasihat yang sama kepada anak-anak.

39) Tidak tegas mendidik anak-anak.

40) Tidak menggalakkan anak-anak hidup bekerjasama.

Teknik mengajar anak MENGHORMATI dan mengeratkan hubungan ibu bapanya

1. Jika si ibu marahkan anak, bapa DILARANG backing anak semasa anak itu dimarahi. Begitulah sebaliknya. Jika tidak, anak akan hilang rasa hormat terhadap ibu/bapa yg memarahi. Anak mencontohi apa yg diajar/dididik oleh ibu bapanya. Apabila berlaku percanggahan arahan/undang2, anak akan menjadi keliru arahan/undang2 siapakah yg patut dipatuhi. Si ibu atau si bapa. Apabila berlaku pertentangan pendapat yg terang2 ditunjukkan ibu bapa ke atas anak ketika dimarahi, ia telah menjatuhkan MARUAH dan MARTABAT org yg memarahi (ibu/bapa). Anak hilang rasa hormat dan merasakan perbuatan nakal mereka adalah betul belaka kerana ada yg backing.

2. Bapa DILARANG menengking/mengherd ik/bertengkar dengan ibu di hadapan anak2. Begitulah sebaliknya. Anak mencontohi tindak tanduk ibu bapa. Satu rutin putaran kehidupan akan kembali dilakukan oleh anak ke atas ibu yg sering ditengking oleh bapa di hadapan anak2.

3. Sentiasa masak utk anak dan ajak anak sama2 masak/makan, makanan hasil tangan ibu ini dapat mengeratkan hubungan rohani anak dan ibu.

4. Ibu bapa MESTI makan bersama anak-anak

Disamping itu jangan lupa sentiasalah berdoa demi kesejahteraan dan kebahagiaan anak-anak..

11 ulasan:

Dia  berkata...
Assalamualaikum k mala, terimakasih tip2 ni..alhamdulillah wlupun sy bekerja anak2 mahulah mndngr kata..insyaallah sy mmprctisekan diantaranya. wlupun 2 org aje..mmg sngt sy kena jaga. tambahan pula sy keje jauh..takut2 perkara x baik disebalik. 2 orang tu lar sy takut..klu ramai mgkin lebih sy boleh harapkan..hihi.
berkata...
tips yang ke 3 dan ke4 tu mmg maya sokong... itu juga yg selalu di pesan oleh mak.. apa pun... kalau dah jadi ibu.. sebaiknya kita masak untuk keluarga... air tangan ibu ada sentuhan rohani... tip2 cikgu banyak membantu... suka entry nie..
Dia berkata...
kak mala, kadang zan x boleh nak jwb dengan ika. bila zan balik keje dah agak mlm(sbb skrg mlm awal) dia akan tanya, "boleh tak adik qada' smbhyg asar sbb lupa nak buat..esok msti kena rotan sbb x cukup 5 waktu..."-tak pun dia akan tanya"apa alasan adik nak bagi kat cikgu sbb x cukup 5 waktu.."....biasanya cikgu akan rotan klu x ckp walaupun perlahan anak zan ni takut kena pukul...tular citer anak zan yg sorang ni..
Salam, Anak-anak adalah permata hati yang perlu dijaga dan dibelai. Merekalah warisan kita untuk bekalan pahala setelah tiada di dunia ini.
Andi berkata...
Salam...minta izin amik artikel ni utk dimuatkan dalamblog saya...terima kasih cikgu
Mama Burni, berkata...
info yang sangat berguna...tq
berkata...
nak minta izin amik artikel ni utk dimasukkan dlm blog saya ye...terima kasih cikgu
Jan, berkata...
tips yang baik, terima kasih.
Nur ,berkata...
Ank lelaki sy bru usia 3 thun. Sy slu mrh2 n pukul dia jika dia bt salah. Ptt ke sy bkelakuan bgtu di usia dia 3thun. Sy mula risau dgn dia krn dh mnunjukkn sikap y kurang elok. Adkh sikap dia tu akn terikut2 shngga dia dwasa. Sbg ibu sy risau sgt2 hrp puan leh bg nsihat. Tq

18 Maret 2012

Tivs Mendidik Anak

Pada umumnya setiap orang tua menginginkan anaknya mempunyai masa depan yang baik, sukses, bermanfaat maksimal bagi masyarakat dan bangsanya; demikian pula halnya dengan guru atau dosen: menginginkan masa depan yang sukses bagi anak didiknya. Berbagai usaha dan bahkan jika perlu juga pengorbanan siap dilakukan untuk mencapai hal tersebut.  Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang relative cepat  serta berbagai factor lainnya, nampaknya secara umum harus diakui bahwa usaha itu terasa semakin sulit. Jika ditahun 60-an masuk ITB praktis tanpa saingan maka di tahun 2000-an persaingan itu luar biasa sengitnya; sebagian orang menganggap bahwa ITB adalah salah satu kunci sukses menuju masa depan. Paling tidak pendidikan yang ditawarkan oleh ITB, pendidikan yang membawa muatan teknologi, masih cukup (walaupun mungkin sudah mulai meluntur?)  diminati oleh sejumlah anak muda Indonesia.
Pada mulanya, secara garis besar, teknologi diciptakan untuk meningkatkan kenyamanan hidup manusia (pengecualian mungkin dapat diberikan pada teknologi pertahanan, yang untuk selanjutnya akan dikeluarkan dari pembahasan ini). Hanya teknologi yang memenuhi kriteria kenyamanan ini yang akan mempunyai  nilai jual atau nilai ekonomi yang memang diperlukan untuk menopang pengembangannya lebih lanjut. Teknologi haus akan pasar dan ia tidak pernah ragu-ragu untuk menciptakan pasar baru. Oleh karena itu teknologi bersifat mendunia, di mana ada daya beli di situ ada teknologi. Kehadiran teknologi di suatu tempat sering kali lebih cepat dibandingkan kesiapan sosiokultural untuk menyambutnya. Padahal teknologi itu sendiri tercipta melalui proses yang panjang yang melibatkan juga aspek-aspek sosiokultural. Konsekuensinya, kehadiran teknologi tanpa kesiapan sosiokultural  dapat menghasilkan suatu disharmoni, sisi negatif teknologi dapat menjadi lebih dominan. Teknologi mempunyai potensi untuk menjadi pedang bermata dua.
Mendidik anak pada dasarnya adalah proses mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan jamannya dan keluar sebagai pemenang (champion) bukan sebagai pecundang (loser). Masa depan yang dekat (bahkan masa itu telah datang di tengah-tengah kita) adalah masa yang berbasis pengetahuan. Dengan bantuan teknologi dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu demikian berlimpah ruah (the age of abundance knowledge). Dapat dikatakan dengan kepastian tinggi: siapa saja yang mampu menguasai dan memanfaatkan pengetahuan itu secara maksimal maka dialah yang akan keluar sebagai pemenang, sebagai penguasa jaman. Oleh karena itu, kehadiran teknologi dalam proses kehidupan anak harus difungsikan atau diperankan untuk tujuan penguasaan, pengayaan dan pemanfaatan pengetahuan tersebut. Jadi kehadiran teknologi yang justru akan mengganggu, mengusik, atau mengacaukan proses penguasaan, pengayaan dan pemanfaatan pengetahuan harus dicegah sedini mungkin.
Kehadiran pengetahuan dan teknologi baru yang praktis tanpa henti sesungguhnya juga menciptakan berbagai kesempatan-kesempatan atau peluang-peluang baru. Oleh karena itu tidak berlebihan jika abad ini juga disebut sebagai the age of abundance opportunities. Sudah barang tentu tidak semua orang mampu melihat dan kemudian memanfaatkan berbagai peluang itu. Alih-alih memanfaatkan, pada kenyataannya banyak yang justru menjadi korban, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari kehadiran pengetahuan atau teknologi baru.  Dengan demikian menjadi amat penting untuk mengetahui sejumlah syarat minimal agar kita dapat memanfaatkan berlimpahnya berbagai kesempatan atau peluang yang disediakan oleh pengetahuan atau teknologi baru.
Dalam tulisan singkat ini hanya akan disoroti teknologi fenomenal: HP, TV, dan komputer. Berbagai kasus berkenaan dampak kehadiran gadgets dalam kehidupan mahasiswa (ITB) juga akan dikemukakan dan dibahas. Pada akhirnya akan dikemukakan sejumlah karakter, jiwa, pikiran atau pola pikir sebagai syarat minimal agar dapat memanfaatkan kehadiran the age of abundance knowledge and opportunites secara optimal.
RELEVANSI dan POTENSI
Teknologi yang paling relevan dengan tujuan sebagai wahana untuk mengakses, mengolah, menguasai dan memanfaatkan pengetahuan adalah teknologi informasi dan komputer (TIK), termasuk di dalamnya adalah robot dan internet. Oleh karena itu penguasaan teknologi ini sedini mungkin, dengan memperhatikan kesiapan psikologis, akan merupakan salah satu kunci dalam mempersiapkan masa depan yang optimal bagi anak-anak. TIK ini mempunyai potensi yang amat kaya untuk merangsang semua fakultas kecerdasan anak-anak agar dapat berkembang secara maksimal.
Pengetahuan yang disimpan dan kemudian dapat diakses kembali melalui TIK praktis tidak terbatas jumlahnya dan tidak pula dibatasi oleh ruang dan waktu (apalagi hanya sekedar batas-batas negara). Jenis pengetahuan itu tidak hanya berupa teks tetapi juga berupa pemodelan, simulasi, animasi dan hal-hal yang tidak terbayangkan bahkan lima tahun yang lalu. Proses belajar melalui TIK dapat menjadi suatu proses pendidikan yang menyenangkan (joyful learning) dan oleh karenanya dapat mempunyai dampak yang amat kuat pada penguasaan pengetahuan. Dengan bantuan TIK hal-hal yang amat kompleks sekalipun dapat dengan mudah dicerna dan kemudian dipahami bahkan dihayati oleh  anak didik. Meskipun demikian perlu digarisbawahi di sini bahwa peran guru tetap tidak tergantikan, TIK hanyalah sekedar suatu perangkat bantu (meskipun sangat ampuh).
KECENDERUNGAN
Teknologi yang akan mampu menciptakan pasar yang bersifat masif, dan oleh karenanya akan selalu mempunyai kekuatan untuk pengembangannya lebih lanjut, salah satunya adalah teknologi yang mempunyai kandungan hiburan (entertainment). Teknologi mutakhir seperti ini yang paling fenomenal (di Indonesia diperkirakan saat ini telah beredar sebanyak 100 juta biji!!) adalah telpon genggam (hand phone: HP). Sedangkan yang telah lebih dahulu hadir, dan sebenarnya juga fenomenal, adalah televisi berwarna dan komputer. Mungkin tidak ada satupun wilayah di Indonesia, yang terpencil sekalipun, tanpa kehadiran salah satu di antara kedua (atau bahkan kedua) jenis teknologi itu: HP dan TV. Di wilayah pedalaman Sumatra, atau Kalimantan dapat ditemui gubuk dengan antena parabola televisi.
Kemajuan teknologi informasi dan komputer telah memungkinkan pengembangan isi (content) yang menyertai produk teknologi seperti HP, TV dan komputer untuk tujuan berupa hiburan menjadi semakin menarik dan adiktif. Fungsi utama semula (misal sekedar untuk telekomunikasi) kalah oleh berbagai fitur tambahan. Bahkan produk teknologi seperti ini juga dapat menjadi pembentuk gaya hidup baru (life style trend setter).  Potensi teknologi ini sebagai pengusik proses pendidikan dapat meningkat lebih cepat dibanding potensinya untuk mendukung proses pendidikan anak. Bahwa teknologi ini dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan menghadapi masa depan tentu tidak diragukan lagi. Meskipun demikian potensi destruktifnya tidak juga dapat disepelekan atau bahkan diabaikan begitu saja. Kekawatiran yang cukup beralasan itulah yang telah menyebabkan banyak sekolah-sekolah umum di Amerika Serikat melarang para siswanya membawa HP atau pager ke sekolah sejak tahun 1988!!.
KESADARAN AKAN FUNGSI
Ketidaksiapan sosio-kultural dapat menyebabkan potensi kemudhoratan kehadiran teknologi lebih dominan dibanding kemanfaatannya. Secara umum nampaknya Indonesia termasuk negara yang tidak mempunyai kesiapan sosio-kultural dalam menyambut kehadiran teknologi. Produk regulasi tidak dapat mengikuti laju kehadiran teknologi. Diperkirakan isi (content) siaran tv mempunyai korelasi positif dengan meningkatnya kejahatan baik dari sisi frekuensi maupun derajat kejahatannya. Kehadiran teknologi mutakhir (HP, TV, Komputer) telah menyebabkan mendidik anak di Indonesia lebih sulit dibanding mendidik anak di Amerika Serikat. Sekolah di Indonesia tidak mempunyai kesanggupan mengirim sinyal-sinyal mengenai adanya potensi negatif  dari teknologi (bandingkan dengan di AS yang melarang membawa HP ke sekolah). Padahal, pada saat masyarakat luas telah kehilangan nurani dan nalarnya, seharusnya sekolah menjadi salah satu benteng dan pembangun tata-nilai luhur.
Kesadaran akan fungsi positif utama suatu teknologi perlu secara terus menerus ditanamkan kepada anak-anak. Pada saat fungsi itu bergeser ke arah yang sifatnya sekunder maka berbagai konsekuensinya harus dipahami dengan baik oleh mereka. Kehadiran teknologi harus didahului oleh perbincangan yang panjang (dan mungkin melelahkan) mengenai fungsi utama dan kemungkinan dampaknya. Menghadirkan teknologi secara tiba-tiba, hanya karena ada keinginan dan kekuatan untuk mengadakannya, dalam banyak hal tergolong sebagai tidak bijaksana. Penyembuhan dari adiktif destruktif bawaan teknologi yang tidak terkontrol akan jauh lebih menyakitkan dan melelahkan dibanding diskusi berkepanjangan dalam usaha menanamkan fungsi positif utama dari teknologi itu.
PENGENDALIAN DIRI
Dampak negatif dari teknologi hadir di mana-mana, tidak mengenal waktu, makin lama semakin canggih dan berdaya tarik tinggi. Pengawasan terus menerus pada anak-anak adalah sesuatu yang tidak mungkin dan absurd. Pada saat yang sama, teknologi itu tidak perlu dimusuhi atau dijauhi karena ia dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempersiapkan anak didik menghadapi masa depannya.  Maka pendidikan mengendalikan diri menjadi suatu kebutuhan yang tidak terhindarkan dan tidak dapat ditunda. Anak-anak harus dapat memutuskan sendiri (tentu melalui suatu proses belajar) secara rasional kapan harus berhenti walau keinginannya masih memintanya lagi. Adanya momen-momen dalam kehidupan mereka yang bersifat wajib, tidak terbantahkan, adalah salah satu jenis latihan dalam proses belajar mengendalikan diri.
Termasuk dalam pengendalian diri adalah memilah dan kemudian memilih informasi yang paling relevan dengan kebutuhan pengetahuan yang diperlukan bagi pengembangan dirinya. Dalam konteks inilah peran orang tua dan guru menjadi amat penting dan tidak tergantikan. Orang tua akan sangat terbantu manakala hal-hal yang penting dan relevan itu menjadi suatu isu publik. Sekolah mempunyai peran amat penting agar sesuatu yang bermanfaat (walaupun mungkin kontroversial) bagi pengembangan anak didik menjadi suatu isu atau perbincangan publik. Anak-anak juga akan terbantu dalam proses belajar mengendalikan diri manakala objek pengendalian itu menjadi suatu isu publik. Misal, pelarangan membawa HP ke sekolah dapat dipastikan pada mulanya akan menimbulkan histeria perlawanan yang luar biasa sengitnya dari masyarakat. Debat publik akan berkepanjangan namun pada akhirnya akan menghasilkan sebuah pemahaman baru mengenai bagaimana seharusnya menggunakan gadgets itu secara tepat guna (proper) dan memenuhi kaedah-kaedah kesantunan. Luaran akhir dari proses tersebut, harapannya adalah bertambahnya kemampuan pengendalian diri secara masif di tengah-tengah masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan gadgets itu.
KASUS – KASUS DI ITB
ITB tidak steril dari kasus dampak (negatif) kehadiran gadgets mutakhir itu. Tercatat sejumlah kasus DO yang diakibatkan oleh kecanduan bermain game, yang semakin lama semakin canggih dan semakin menarik bagi anak-anak (termasuk mahasiswa). Tentu kecanduan itu tidak datang tiba-tiba namun terbangun dalam waktu yang lama, mungkin sejak SMU atau bahkan lebih dini. Mungkin orang tua semula merasa senang melihat puteranya akrab dengan permainan yang sarat dengan teknologi tanpa menyadari potensi destruktif bawaannya. Bahwa faktanya anak tersebut dapat diterima di ITB menunjukkan betapa dampak itu sedemikian tersembunyi dan baru menunjukkan akibat fatal jika faktor-faktor pemicunya muncul. Permainan game mungkin sekedar pelarian dalam menghadapi tekanan akademik yang tidak tertahankan atau dengan kata lain beban akademis telah menjadi pemicu efektif. Tentu diperlukan studi yang lebih mendalam untuk menemukan faktor-faktor pemicu yang sesungguhnya. Jumlah mahasiswa yang menggunakan HP untuk merekam perkuliahan diperkirakan akan semakin meningkat. Tentu ini merupakan hal yang baik namun dengan catatan bahwa hal itu harus tetap disertai usaha-usaha untuk meringkas dan menuliskannya kembali dalam catatan terstruktur (ini penting karena merupakan latihan paling sederhana dalam melakukan kegiatan sintesa). Diduga gadgets ini juga berperan dalam mendukung berbagai tindakan kecurangan akademik (mencontek dalam ujian atau mengcopy tugas-tugas akademik). Jika tidak ada larangan secara eksplisit mengenai larangan mengaktifkan HP selama mengikuti perkuliahan maka dapat dipastikan sejumlah (besar) mahasiswa akan sangat terusik perhatiannya dalam mengikuti kuliah.
Bagaimana dengan penggunaan laptop (komputer jinjing) didalam mengikuti perkuliahan dalam atmosfir di mana tersedia akses nirkabel? Dapat dipastikan ada dua kubu dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut yaitu pro dan kontra, setuju dan tidak setuju, masing-masing dengan alasan dan argumentasi yang kuat dan rasional. Di samping itu berbagai jejaring sosial serta berbagai hiburan yang memanfaatkan jaringan internet ditengarai juga telah mengganggu konsentrasi belajar para mahasiswa. Walaupun jumlahnya kecil namun sejumlah mahasiswa mengalami kesulitan untuk dapat hadir pada kuliah di pagi hari karena pada malam harinya berselancar di dunia maya hingga dini hari. Tentu hal-hal yang positif juga tak terhingga jumlahnya. Misalnya para mahasiswa ITB dapat mengunduh berbagai hal yang akan menunjang karirnya di masa depan. Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa mendidik di jaman ini sungguh memberikan tantangan-tantangan baru kepada orang tua, guru, dan bahkan masyarakat yang tidak terbayangkan sebelumnya. Oleh karena itu menjadi amat penting untuk mengetahui karakter, pola pikir, atau sikap apakah yang sebenarnya diperlukan (oleh siapa saja) untuk menghadapi tantangan di era berlimpahnya ilmu pengetahuan, teknologi (dengan dampak bawaannya yang dapat bersifat destruktif) dan peluang itu?
LIMA HAL UNTUK MENGHADAPI MASA DEPAN
Seorang guru besar dalam psikologi pendidikan dari Universitas Harvard, Prof. Howard Gardner, menawarkan lima hal untuk menuai kesuksesan di masa depan dalam bukunya yang berjudul Five Minds for the Future (Harvard Business School Press: Cambridge Massachussetts, 2007).  Tiga hal berkaitan dengan atau menyangkut masalah intelek (intellect) yaitu disiplin, sintesa, kreatif (disciplined, synthesizing, creative minds), dan dua hal lainnya lebih menekankan pada karakter yaitu etika dan respek (respectful and ethical minds).  Disiplin: menguasi dengan baik sekurang-kurangnya sebuah disiplin, keahlian, ketrampilan atau profesi. Kemampuan untuk fokus, tekun yang berkesinambungan dalam mengembangkan pengetahuan secara mendalam menjadi syarat perlu di sini. Penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang yang ahli dalam suatu bidang diperlukan kerja fokus selama sekurang-kurangnya 10 tahun, diperlukan sikap disiplin. Sintesa: mampu memilah dan memilih informasi dari berbagai sumber, memahami serta mengevaluasi informasi tersebut secara objektif dan kemudian menggabungkannya sedemikian rupa sehingga menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kemampuan ini menjadi suatu keharusan di era membanjirnya informasi, baik dan buruk yang tercampur aduk, dan berasal dari berbagai arah, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kreatif: mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak umum, menawarkan pola pikir dan pikiran segar dalam mencari jawaban, menghasilkan solusi yang tidak terduga, membuka wawasan baru yang mencerahkan. Pikiran yang kreatif merupakan aset yang tidak ternilai harganya di era yang serba instan, sarat dengan persaingan, dan penuh ketidakpastian.  Respek: mampu menghadapi perbedaan secara positif, memahami orang atau hal lain di luar dirinya, dan tentunya mampu bekerja bersama orang lain dengan baik. Teknologi telah memungkinkan manusia melakukan perjalanan dan komunikasi secara global. Dengan demikian maka kemampuan untuk dapat memahami dan menghargai orang lain menjadi luar biasa pentingnya. Etika: memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan keinginan publik di mana ia berada, atau dengan kata lain tidak egois. Selalu berorientasi pada kemaslahatan bagi semaksimal mungkin anggota masyarakat.
Perubahan-perubahan yang tidak dapat diduga yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi mengharuskan semuanya melakukan persiapan-persiapan yang bersifat fundamental, tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan yang terjadi di luar dirinya. Di antara hal yang fundamental itu adalah membangun infrastruktur mental (di dalam diri, atau ruhani) yang selalu siap menghadapi tantangan apapun di luar dirinya. Hal ini merupakan tantangan yang sungguh tidak ringan bagi ITB yang tetap menginginkan para alumninya mempunyai peran penting dalam pembangunan bangsa di masa-masa mendatang.
KERJASAMA ORANG TUA DAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Mengingat orang tua dan lembaga pendidikan mempunyai keinginan mulia yang sama maka kerjasama di antara keduanya adalah sebuah keniscayaan. Orang tua dan siswa merupakan pemangku kepentingan (stake holder) dari lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tinggi, khususnya di Indonesia, berkepentingan bahwa orang tua mahasiswanya tetap turut berperan aktif dalam pendidikan putera/i nya meskipun telah menjadi mahasiswa (manusia menjelang dewasa). Sejumlah kasus menunjukkan bahwa anggapan bahwa mahasiswa adalah manusia dewasa yang sepenuhnya telah mampu memikul tanggung jawab bagi masa depannya tidak seluruhnya benar. Fakta masih besarnya peran orang tua yang mengurus berbagai proses pendaftaran masuk perguruan tinggi menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa saat ini belum sepenuhnya dapat dianggap pribadi yang mandiri dan siap memikul tanggung jawab penuh. Peran aktif yang diharapkan dari orang tua adalah dalam hal memahami berbagai peraturan akademik maupun non-akademik perguruan tinggi sehingga dapat secara efektif membantu putera/i nya dalam berbagai proses pengambilan keputusan menyangkut pendidikannya. Pemahaman itu juga akan sangat membantu dalam memantau dan mendorong kemajuan atau perkembangan pendidikan putera/i-nya. Kerja sama yag baik diharapkan dapat menekan angka DO, sesuatu yang tidak diharapkan oleh orang tua maupun perguruan tinggi, hingga tingkat minimal atau bahkan nol.

Bksda Bongkar Kuburan Harimau

TALO KECIL – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Regional II, melakukan evakuasi bangkai harimau Sumatera (phantera tigris sumatrae). BKSDA bersama perangkat desa dan Kecamatan Talo Kecil beserta warga menggali kuburan harimau yang tewas akibat terkena jerat warga.
Proses evakuasi sudah berlangsung dua hari, sejak Kamis (15/3) lalu. Informasi didapat, sebenarnya bangkai harimau sudah dikeluarkan dari kubur, namun belum diizinkan oleh warga setempat untuk membawanya. Karena petugas BKSDA belum dilengkapi SPT, sehingga proses evakuasi kembali dilanjutkan Jumat (16/3) kemarin.
Niat evakuasi yang dilaksanakan BKSDA sempat mendapat hambatan. Karena beberapa warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, tempat kuburan harimau tersebut mencoba menghalang. Namun masalah ini dapat diselesaikan, setelah warga menerima penjelasan dari petugas dan pihak Kecamatan Talo Kecil yang ikut serta dalam proses evakuasi tersebut. Berdasarkan informasi yang didapat, hewan langka ini ditemukan mati sekitar 2 minggu lalu.
Warga enggan memberikan izin BKSDA dan perangkat desa menggali kuburan harimau karena khawatir harimau lain akan berdatangan dan membahayakan penduduk setempat. Namun setelah ada perjanjian antara warga dengan BKSDA, akhirnya warga mengizinkan dilakukan penggalian. Ketika bangkai sudah dikeluarkan dari kubur, timbul masalah baru lagi. Sehingga proses evakuasi Kamis kemarin ditunda Jumat kemarin. Lagi-lagi rencana evakuasi kembali diundur, karena BKSDA Provinsi belum datang ke lokasi hingga kemarin.
Harimau Sumatera ini ditemukan tersangkut di jaring sawah milik warga. Biasanya jaring ini digunakan untuk menangkap babi. Diperkirakan sebelum harimau kena jerat jaring, sudah lebih dahulu seekor babi terjerat di tempat itu. Diperkirakan, harimau berniat memaksa babi yang kena jerat, alhasil binatang buas itu bernasib sama dengan babi hingga akhirnya mati.
Lokasi temuan hewan langka ini memang jauh dari akses. Desa Sungai Petai merupakan daerah terpencil di Kecamatan Talo Kecil.
Camat Talo Kecil, Rijono, S.Pd ketika dikonfirmasi membenarkan perihal ditemukannya harimau sumatera di Desa Sungai Petai. Bangkai harimau ini kemudian dikuburkan secara adat oleh warga setempat. “Kemarin memang mau dievakuasi tapi warga khawatir kalau dipindahkan nanti harimau lainnya mengancam warga. Sehingga diputuskan dikuburkan tak jauh dari lokasi harimau terjerat setelah dipastikan oleh petugas BKSDA kalau benar bangkai itu harimau,” ungkap Camat.

Ngaku Di Rampok. 2 Pemuda Masuk Bui

CURUP, Zakaw91- Polisi terpaksa mengamankan Yuda (24), warga Desa Suro Ilir, Kepahiang, serta Charli (20), warga Desa Pahlawan,Kecamatan Curup Utara. Apa pasal? Di tengah maraknya aksi penodongan dan pencurian kendaraan bermotor akhir-akhir ini, kedua pemuda itu dengan sengaja membuat laporan palsu kepada polisi bahwa mereka sudah menjadi korban perampokan motor bersenjata api. Mereka menyebut Desa Karang Jaya Kecamatan Selupu Rejang sebagai lokasi kejadian. Dalam laporan palsunya kepada polisi, Yuda mengaku menjadi korban perampokan motor bersenjata api, Minggu (11/3) sekitar pukul 17.00 WIB. Ia mengaku saat itu sedang melintas jalan Lubuklinggau-Curup hendak ke Desa Suro Ilir. Tepat di Desa Karang Jaya, Yuda mengaku dihadang oleh segerombolan perampok yang menghentikan laju kendaraannya, lalu langsung menodongkan senjata api ke paha Yuda. Ia mengaku kehilangan dompet, handphone, dan motor jenis Mio Soul Merah BD 4551 GE. Untuk memperkuat laporan palsunya kepada polisi, Yuda melibatkan Carli sebagai saksi yang melihat kejadian yang dialami Yuda. Mendapatkan laporan itu, Sat Reskrim Polres RL langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa kedua pemuda tersebut. Hasilnya, meski sudah merencanakan laporan palsu dengan matang, keduanya diperiksa terpisah, bahkan Charli mengaku tidak mengenal Yudha. Keterangan kedua pemuda itu juga berbeda-beda hingga akhirnya ketahuan kalau mereka berdusta. Kapolres Rejang Lebong AKBP I Ketut Yudha Karyana SIK melalui Kasat Reskrim AKP Hardidinata SIK ketika dikonfirmasi membenarkan atas penangkapan kedua pemuda atas tuduhan memberikan keterangan atau laporan palsu kepada polisi. “Mereka ini kepepet perlu uang, namun menggunakan cara yang tidak terpuji dengan mengaku menjadi korban perampokan bersenjata api,” terang Kasat. Hasil penyidikan polisi, motor BD 4551 Ge tersebut baru sekitar dua bulan diperoleh pelaku Yuda dengan mengambil kredit di Lising, dan baru satu kali membayar angsuran. Karena tidak sanggup membayar dan sedang butuh uang, akhirnya keduanya menjual motor jenis Mio Soul milik Yuda itu ke seseorang di Kabupaten Mukomuko, dengan harga Rp 3 juta, lalu Yuda memberikan uang Rp 300 ribu kepada Charli untuk ikut merancang laporan palsu. “Mereka kita kenakan pasal 242 KUHP dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara,” tegas Kasat.

Polda Bengkulu Geledah Dinas Tata Kota


RATU SAMBAN, Gt – Proses penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB) rumah toko di kawasan Simpang Skip Kota Bengkulu yang diduga melanggar garis sempadan bangunan (GSB) menjadi perhatian serius Polda Bengkulu. Setelah memeriksa Kepala Dinas Tata Kota Ir Sahlan Sirad, kemarin sekitar pukul 11.00 WIB, tim Direktorat Reskrim Khusus menggeledah kantor Dinas Tata Kota. Berkas-berkas terkait penerbitan IMB sejumlah bangunan ikut digeledah. Sebelum penggeledahan, sekitar pukul 09.00 WIB, tim Subdit Indagsi Dit Reskrimsus melakukan pemeriksaan sejumlah saksi di kantor tersebut. Pemeriksaan yang berlangsung tertutup sempat menarik perhatian masyarakat yang mengurus penerbitan IMB. Kadis Tata Kota Bengkulu Ir Sahlad Sirad ME ketika ditemui tak membantah adanya penggeledahan tersebut. Namun ia enggan berkomentar banyak terkait kondisi tersebut. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum. “Tidak perlu dikomentari masalah itu. Jadi belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut,” elaknya. Mengenai IMB yang dipersoalkan, Sahlan juga enggan berkomentar. Pun begitu ia menegaskan siap bertanggung jawab. Sementara itu Dir Reskrim Khusus Polda Bengkulu, Kombes Pol Drs S.M Mahendra Jaya, didampingi Kabid Humas, AKBP Hery Wiyanto, SH dan Kasubdit Indagsi, AKBP Budi Samekto membenarkan pihaknya telah melakukan serangkaian proses penyelidikan terhadap pemberian IMB sejumlah bangunan di Kota Bengkulu yang diduga melanggar GSB. Hanya saja, prosesnya saat ini masih dalam penyelidikan. ” Wah itu, masih dalam penyelidikan kita. Soalnya, pengusutan itu baru saja kita lakukan,” ujarnya. Pihaknya, sambung Budi memang telah melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap Kadis Tata Kota Ir Sahlan Sirad. Pemeriksaan menekankan pada berapa banyak gedung yang berada di jantung kota Bengkulu yang diduga melanggar. “Kapasitasnya hanya sebatas saksi,” katanya. Pemeriksaan terhadap Kadis Tata Kota itu masih akan berlanjutnya. Mengingat keterangannya itu sangat penting untuk mengetahui bangunan yang melanggar itu. “Kita hanya meminta data gedung yang diduga melanggar,” terangnya...!!!!!!!!!!

Di Irak Di Larang Berdandan Ala EMO, dan Bagi Siapa Yang Berdandan Ala Emo di Irak Di Hukum Mati

 Pengekangan dalam kebebasan untuk mengekspresikan diri ternyata masih terjadi di beberapa tempat. Seperti halnya di Irak, para remaja yang rata-rata masih pelajar dibunuh lantaran berdandan dengan gaya rambut aneh dan pakaian ketat mengacu pada gaya emo yang populer di barat.
 
Tak kurang dari 14 remaja dibunuh di Baghdad dalam kurun waktu 3 minggu ini dengan munculnya kampanye yang diluncurkan polisi moral atau militan Shia. Mengenaskannya, 14 remaja tersebut dihukum dengan cara dilempari dengan batu hingga meninggal.
 
Para militan akan memburu para remaja yang sudah menjadi sasaran mereka dan tak segan untuk membunuh apabila mereka tidak mengganti pakaiannya. Pembunuhan ini terjadi sejak Menteri Dalam Negeri Irak menaruh perhatian terhadap budaya emo yang masuk ke dalam Irak akhir bulan lalu. Mereka juga meminta polisi untuk mencap budaya ini sebagai satanisme.
 
Menurut Hana Al Bayaty dari Brussels Tribunal bahwa remaja yang tewas lebih dari 14. Diperkirakan 90 atau 100 remaja yang meninggal akibat hukuman yang dijatuhkan oleh polisi moral.
 
Kejadian ini sendiri mendapatkan reaksi keras dari berbagai pihak. Mereka menilai bahwa pemerintahan Irak terlalu serius dalam menghadapi hal tersebut. Bagi mereka hal ini tidak adil, hanya lantaran memakai jeans buatan Amerika serta memotong rambutnya ala remaja di Barat, mereka harus menghadapi hukuman yang berat(kpl)
 
Support : Creating Website | gunturzakaw91 | Ganing Sakewa Azigazuru
Copyright © 2011. Aneka Informasi - All Rights Reserved
Template Created by Sakewa Published by Aneh dan Unik
Proudly powered by Gegesuran Plesetan Umban