PAMEKASAN, http://gunturzakaw91.blogspot.com
Sepuluh pasien yang telah selesai melahirkan di Ruang Sakit Bersalin dr. Slamet Martodirdjo, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (1/4/2012), tertimpa reruntuhan plafon. Hal ini mengakibatkan korban mengalami pendarahan ulang karena terkejut.
Halimatus Sakdiyah, korban asal Desa Peragaan Laok, Kecamatan Peragaan, Sumenep, merasa terkejut luar biasa atas musibah itu. Peristiwa itu terjadi tiga jam setelah ia keluar dari ruang bedah dan dirinya langsung tertimpa plafon. "Saya benar-benar shock, apalagi baru selesai menjalani persalinan," katanya setelah dievekuasi perawat di ruangan yang berbeda.
Ia mengatakan, sebelum dirinya dirawat di ruang bersalin, kondisi plafon sudah menggelantung seperti mau jatuh. Namun, ia tidak menghiraukannya karena masih merasakan sakit setelah melahirkan. "Saya tidak menduga kalau plafon itu akan ambruk dan menimpa saya," ujarnya.
Untunglah kejadian itu tidak melukai pasien. Perawat yang bertugas langsung mengevakuasi 10 pasien yang menjadi korban reruntuhan.
Direktur RS dr. Slamet Martodirdjo, Iri Agus Subaidi, mengatakan, kondisi plafon itu memang rencananya akan diperbaiki karena kondisinya sudah lapuk setelah terkena rembesan air hujan. "Tukang yang akan mengerjakan itu masih belum siap sehingga tertunda terus perbaikannya," katanya.
Ia tidak menduga jika plafon itu akan ambruk dalam waktu cepat. Meskipu demikian, pihaknya bertanggung jawab atas semua pasien yang tertimpa reruntuhan. "Perawatan pasien yang jadi korban kami tanggung sampai kondisinya pulih. Sementara kita evakuasi ke ruangan yang lain," ujarnya.
Saat ini, petugas rumah sakit sudah membersihkan sisa-sisa reruntuhan serta memindahkan peralatan medis agar tidak terkena reruntuhan selanjutnya. Masih ada plafon tersisa dan dikawatirkan akan runtuh.
Sepuluh pasien yang telah selesai melahirkan di Ruang Sakit Bersalin dr. Slamet Martodirdjo, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (1/4/2012), tertimpa reruntuhan plafon. Hal ini mengakibatkan korban mengalami pendarahan ulang karena terkejut.
Halimatus Sakdiyah, korban asal Desa Peragaan Laok, Kecamatan Peragaan, Sumenep, merasa terkejut luar biasa atas musibah itu. Peristiwa itu terjadi tiga jam setelah ia keluar dari ruang bedah dan dirinya langsung tertimpa plafon. "Saya benar-benar shock, apalagi baru selesai menjalani persalinan," katanya setelah dievekuasi perawat di ruangan yang berbeda.
Ia mengatakan, sebelum dirinya dirawat di ruang bersalin, kondisi plafon sudah menggelantung seperti mau jatuh. Namun, ia tidak menghiraukannya karena masih merasakan sakit setelah melahirkan. "Saya tidak menduga kalau plafon itu akan ambruk dan menimpa saya," ujarnya.
Untunglah kejadian itu tidak melukai pasien. Perawat yang bertugas langsung mengevakuasi 10 pasien yang menjadi korban reruntuhan.
Direktur RS dr. Slamet Martodirdjo, Iri Agus Subaidi, mengatakan, kondisi plafon itu memang rencananya akan diperbaiki karena kondisinya sudah lapuk setelah terkena rembesan air hujan. "Tukang yang akan mengerjakan itu masih belum siap sehingga tertunda terus perbaikannya," katanya.
Ia tidak menduga jika plafon itu akan ambruk dalam waktu cepat. Meskipu demikian, pihaknya bertanggung jawab atas semua pasien yang tertimpa reruntuhan. "Perawatan pasien yang jadi korban kami tanggung sampai kondisinya pulih. Sementara kita evakuasi ke ruangan yang lain," ujarnya.
Saat ini, petugas rumah sakit sudah membersihkan sisa-sisa reruntuhan serta memindahkan peralatan medis agar tidak terkena reruntuhan selanjutnya. Masih ada plafon tersisa dan dikawatirkan akan runtuh.