CALIFORNIA – Para ilmuwan di Amerika Serikat berhasil
menciptakan robot terkecil di dunia yang berhasil terbang dan melakukan
manuver secara gesit di udara.
Robot seukuran lalat tersebut dibikin oleh ilmuwan universitas tersohor AS, Harvard University. Dijuluki “robo-fly”, robot itu dibikin dari serat karbon, dengan berat “hanya” beberapa gram dan memiliki otot elektronik super cepat sebagai daya sayapnya.
“Robot kecil seperti itu dapat digunakan dalam operasi penyelamatan,” ujar salah seorang pembuatnya, Dr Robert Wood, seperti dikutip BBC
Dengan ukuran tubuhnya yang mungil, robot ini mampu dinavigasikan melalui ruang-ruang kecil di reruntuhan bangunan. Hanya saja, untuk daya listrik, robot ini masih belum memiliki sumber daya mandiri. “Perlu beberapa tahun lagi sebelum robo-fly mampu membawa sumber listrik sendiri,” tambahnya.
Keistimewaan lainnya dari robo-fly dengan kelincahan terbang yang menyerupai lalat, memungkinkan robo-fly menghindari pukulan manusia. Untuk mencapai kecepatan sayap seperti lazimnya lalat, para peneliti memakai zat khusus yang disebut piezoelektrik.
Ketika terbang lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap detik. Sebelumnya, tak satu pun mesin buatan manusia yang memiliki kecepatan luar biasa itu. Kalaupun ada, tentu akan terbakar dan hancur akibat gaya gesek.
Robot seukuran lalat tersebut dibikin oleh ilmuwan universitas tersohor AS, Harvard University. Dijuluki “robo-fly”, robot itu dibikin dari serat karbon, dengan berat “hanya” beberapa gram dan memiliki otot elektronik super cepat sebagai daya sayapnya.
“Robot kecil seperti itu dapat digunakan dalam operasi penyelamatan,” ujar salah seorang pembuatnya, Dr Robert Wood, seperti dikutip BBC
Dengan ukuran tubuhnya yang mungil, robot ini mampu dinavigasikan melalui ruang-ruang kecil di reruntuhan bangunan. Hanya saja, untuk daya listrik, robot ini masih belum memiliki sumber daya mandiri. “Perlu beberapa tahun lagi sebelum robo-fly mampu membawa sumber listrik sendiri,” tambahnya.
Keistimewaan lainnya dari robo-fly dengan kelincahan terbang yang menyerupai lalat, memungkinkan robo-fly menghindari pukulan manusia. Untuk mencapai kecepatan sayap seperti lazimnya lalat, para peneliti memakai zat khusus yang disebut piezoelektrik.
Ketika terbang lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap detik. Sebelumnya, tak satu pun mesin buatan manusia yang memiliki kecepatan luar biasa itu. Kalaupun ada, tentu akan terbakar dan hancur akibat gaya gesek.