SUMENEP-
Diduga memiliki ilmu santet, sekira delapan orang warga Desa Pakandangan Sangrah, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan sumpah pocong.
Layaknya orang meninggal dunia, delapan orang ini dibalut kain kafan. Secara bergantian, proses pengambilan sumpah pocong dilakukan di Masjid Baiturrahim desa setempat.
Disaksikan kerabat, kedua belah pihak, serta ratusan warga desa setempat, sumpah pocong tersebut dilakukan pada Rabu 1 Januari petang hari.
Satu per satu peserta mengucapkan sumpah yang di atasnya sudah ditempatkan Alquran. Mereka pun mengikuti ucapan seorang kiai yang memimpin acara tersebut.
Sebelum mengucap sumpah, seorang kiai yang memimpin prosesi pengambilan sumpah pocong memberikan penjelasan atas sumpah tersebut.
Pihak pertama yang diambil sumpahnya yaitu pihak yang dituduh memiliki ilmu santet yakni Abdul (45), Asmoro (41), Rasidy (39) dan Emmah (30). Mereka merupakan satu keluarga.
Sumpah juga dilakukan kepada pihak yang menuding yaitu Lailiyah (43), Erram (46), Mariamah (41), dan Suwaswi (43).
Warga Sumenep meyakini, sumpah pocong khusus santet ini dapat mengungkap misteri. Jika benar memiliki ilmu santet, warga yakin mereka tidak akan lama akan meninggal.
Pengambilan sumpah pocong delapan warga tersebut menjadi perhatian dan tontonan warga setempat. Mereka berdesakan untuk melihat pengambilan sumpah secara langsung.
Salah seorang peserta sumpah pocong, Erram, menceritakan dia dan keluarga pernah bermimpi dijilat anjing milik Abdul, dan pada keesokan harinya dia menderita sakit. Erram menyakini, keluarganya sakit karena disantet Abdul.
“Istri saya bermimpi digigit anjing milik Abdul, keesokan harinya langsung istri saya jatuh sakit. Berarti Abdul yang melakukan, tetapi dia membantah dan langsung saya usulkan untuk bersumpah pocong,” tuturnya.
Saat ditemui terpisah, Abdul dan tiga keluarganya bersikeras membantah tuduhan memiliki ilmu santet.
Diduga memiliki ilmu santet, sekira delapan orang warga Desa Pakandangan Sangrah, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan sumpah pocong.
Layaknya orang meninggal dunia, delapan orang ini dibalut kain kafan. Secara bergantian, proses pengambilan sumpah pocong dilakukan di Masjid Baiturrahim desa setempat.
Disaksikan kerabat, kedua belah pihak, serta ratusan warga desa setempat, sumpah pocong tersebut dilakukan pada Rabu 1 Januari petang hari.
Satu per satu peserta mengucapkan sumpah yang di atasnya sudah ditempatkan Alquran. Mereka pun mengikuti ucapan seorang kiai yang memimpin acara tersebut.
Sebelum mengucap sumpah, seorang kiai yang memimpin prosesi pengambilan sumpah pocong memberikan penjelasan atas sumpah tersebut.
Pihak pertama yang diambil sumpahnya yaitu pihak yang dituduh memiliki ilmu santet yakni Abdul (45), Asmoro (41), Rasidy (39) dan Emmah (30). Mereka merupakan satu keluarga.
Sumpah juga dilakukan kepada pihak yang menuding yaitu Lailiyah (43), Erram (46), Mariamah (41), dan Suwaswi (43).
Warga Sumenep meyakini, sumpah pocong khusus santet ini dapat mengungkap misteri. Jika benar memiliki ilmu santet, warga yakin mereka tidak akan lama akan meninggal.
Pengambilan sumpah pocong delapan warga tersebut menjadi perhatian dan tontonan warga setempat. Mereka berdesakan untuk melihat pengambilan sumpah secara langsung.
Salah seorang peserta sumpah pocong, Erram, menceritakan dia dan keluarga pernah bermimpi dijilat anjing milik Abdul, dan pada keesokan harinya dia menderita sakit. Erram menyakini, keluarganya sakit karena disantet Abdul.
“Istri saya bermimpi digigit anjing milik Abdul, keesokan harinya langsung istri saya jatuh sakit. Berarti Abdul yang melakukan, tetapi dia membantah dan langsung saya usulkan untuk bersumpah pocong,” tuturnya.
Saat ditemui terpisah, Abdul dan tiga keluarganya bersikeras membantah tuduhan memiliki ilmu santet.