650 Prajurit TNI dari Bengkulu ke Papua
BENGKULU – Sebanyak 650 prajurit TNI dari Batalyon 144 Jaya Yudha Korem 041 Garuda Emas Bengkulu Kodam II Sriwijaya dikirim ke Provinsi Papua. Ratusan prajurit yang akan bertugas mengamankan perbatasan RI- Papua Nugini bertolak dari Pelabuhan Pulau Baai diangkut menggunakan KRI Tanjung Kambani 971, kemarin (8/7).Para prajurit tersebut akan melaksanakan operasi perdamaian pengamanan perbatasan RI-Papua Nugini selama 6 bulan mendatang. Upacara pelepasan digelar di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dengan Inspektur Upacara Panglima Kodam (Pangdam) II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Widyotomo.
Sedangkan Komandan Upacara (Danup) yakni Komandan Batalyon (Danyon) 144 Jaya Yudha, Letkol Inf Trihaksoro yang juga Komandan Satgas dalam misi tersebut. Pelepasan ini juga dihadiri Plt Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd, Danrem 041 Gamas Bengkulu Kolonel Inf M Sofwat Nasution, Kepala Kejaksaan Tinggi Pudji Basuki Setijono, SH, Wakapolda Bengkulu Kombes Pol. Drs. Yohanes Bernardus Gebana Prasetiyawan, Rektor Universitas Bengkulu Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, M.Sc, Ph.D dan pejabat lainnya.
Selain itu, pelepasan turut dihadiri sanak keluarga para prajurit. Mulai dari orangtua, isteri, anak, adik hingga pacar.
Pangdam mengatakan prajurit TNI yang diberangkatkan merupakan prajurit yang terpilih, yang terdidik dan terlatih untuk melaksanakan tugas negara di daerah operasi. Tugas ke daerah operasi merupakan kehormatan bagi setiap prajurit.
Selain itu, jenderal bintang dua ini juga menegaskan bahwa Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Papua sudah final sebagai bagian dari NKRI, sudah melalui poses dibawah bendera PBB. Jadi kalau ada keinginan dari masyarakat untuk merdeka, itu yang harus kita hadapi. Namun untuk hadapi ini, harus sesuai dengan aturan, protap-protap dan ketentuan yang ada. Prajurit juga jangan ragu-ragu apa yang diyakini dan didapatkan selama ini untuk diterapkan dengan baik,” tegasnya.
Pangdam berkenyakinan, para prajurit yang ditugaskan sudah mengetahui apa saja yang diperbolehkan dan yang tidak. Hal ini sangat penting dipahami. Sebab, masih ada kelompok yang suka mencari-cari kelemahan TNI yang selanjutnya diekspos.
“Misalnya, jika ada prajurit TNI yang tewas tertembak jarang sekali ada yang mempermasalahkan soal hak asasi manusia. Tapi jika yang meninggal itu dari pihak separatis, maka akan dilakukan ekspos besar-besaran dan langsung dipersoalkan masalah hak asasi manusia. Tapi yakinlah kalau kalian berbuat sesuatu berdasarkan aturan maka tidak perlu ragu-ragu,” paparnya.
Nugroho juga mengatakan tindakan sparatisme di wilayah Papua masih menjadi ancaman. Untuk itu, dia meminta para personel TNI bisa beradaptasi dengan masyarakat serta waspada. “Laksanakan analisa cepat, tepat dan akurat. Ikuti 8 wajib TNI, pahami tugas dan tanggung jawab. Peliharan kesehatan fisik dan tingkatkan keimanan pada Tuhan. Selamat bertugas, berangkat lengkap dan kembalinya juga lengkap,” tegasnya.
Ditambahkan Kapenrem 041 Gamas, Mayor Inf Onsonuni, SH, pengiriman pasukan dalam jumlah besar langsung dengan KRI merupakan perdana di Provinsi Bengkulu. Karena sebelumnya, tidak pernah dijemput atau diangkut dengan KRI.
Pantauan RB, upacara pelepasan ratusan prajurit yang tergabung dalam Satgas operasi perdamaian pengamanan perbatasan cukup mengundang perhatian masyarakat. Selain itu, suasana haru turut mewarnai. Mulai dari orangtua, istri, adik, kakak bahkan pacar. Bagi yang telah berkeluarga pun ada yang meninggalkan istrinya dalam keadaan hamil, sedang menyusui dan lainnya.
Tapi ada juga yang tampak tidak begitu sedih, lantaran sudah terbiasa suaminya ditugaskan ke daerah operasi. “Ini tugas yang ketiga kalinya suami saya ke daerah operasi. Dua kali ke Aceh dan ketiganya yang ini ke Papua. Tentu sangat berharap suami saya bisa bertugas dengan baik di sana dan lancar serta bisa kembali pulang dengan selamat,” kata Rara, istri dari Praka Beni