RATU SAMBAN, encana pembatasan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi kendaraan industri yang ditenggat 1 September terus disikapi Pemprov Bengkulu melalui Dinas ESDM Provinsi Bengkulu. Ada 2 alternatif pola penjualan BBM non subsidi bagi kendaraan industri. Menurut Kadis ESDM Provinsi Karyamin pola tersebut meliputi menempel stiker pada kendaraan industri dan penyiapan SPBU keliling oleh pertamina. SPBU keliling ini dilakukan dengan mengerahkan mobil tangki yang keliling menjual BBM nonsubsidi tersebut. SPBU keliling ini untuk mengatasi daerah-daerah yang belum memiliki SPBU nonsubsidi seperti Kabupaten Kaur.
“Kita belum tahu berapa unit mobil tangki keliling yang akan dikerahkan untuk Bengkulu. Tapi mobil itu juga bisa melayani pembelian dari masyarakat yang menginginkan BBM nonsubsidi dengan menggunakan jerigen,” ucapnya. Untuk stiker ini agar bisa membedakan bagi mobil untuk industri. Rencananya akan dipasang di bagian depan kendaraan. Nantinya SPBU bersubsidi tidak akan melayani mobil yang tertempel stiker ini. ”Kita akan membuat Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai payung hukum pemberlakukan pembatasan BBM bagi kendaraan industri seperti pertambangan dan perkebunan,” tuturnya.
“Kita belum tahu berapa unit mobil tangki keliling yang akan dikerahkan untuk Bengkulu. Tapi mobil itu juga bisa melayani pembelian dari masyarakat yang menginginkan BBM nonsubsidi dengan menggunakan jerigen,” ucapnya. Untuk stiker ini agar bisa membedakan bagi mobil untuk industri. Rencananya akan dipasang di bagian depan kendaraan. Nantinya SPBU bersubsidi tidak akan melayani mobil yang tertempel stiker ini. ”Kita akan membuat Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai payung hukum pemberlakukan pembatasan BBM bagi kendaraan industri seperti pertambangan dan perkebunan,” tuturnya.
21 SPBU Pertamax
Sementara itu Pertamina Bengkulu menyebutkan dari 33 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) 21 di antaranya telah menyediakan pertamax untuk mendukung program pembatasan BBM subsidi. Sehinga siap melayani pembelian BBM nonsubsidi. ”Sudah ada 21 SPBU yang menyediakan pertamax, terjadi penambahan dari sebelumnya hanya ada 18 SPBU,” kata Wira Penjualan Pertamina Bengkulu Misbach Buchori. Ia mengatakan SPBU yang belum menyediakan BBM nonsubsidi masih dalam proses sehingga diharapkan per 1 September 2012, seluruh SPBU sudah menyediakan pertamax. Sedangkan untuk solar nonsubsidi akan disediakan di sejumlah SPBU, khususnya daerah yang merupakan sentra tambang dan perkebunan terutama Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah. Menurutnya, tiga SPBU yang akan menyediakan solar nonsubsidi, khusus untuk angkutan tambang batu bara dan hasil perkebunan. ”Dalam satu SPBU tidak akan memberlakukan dua harga BBM solar sehingga pemilihan SPBU ini juga selektif jangan sampai menganggu masyarakat dalam mendapatkan solar bersubsidi,” katanya. Sebelumnya Asisten I Sekretaris Kabupaten Kaur Nandar Munadi mengatakan di Kabupaten Kaur hanya terdapat satu SPBU dan tidak memiliki pompa pertamax. “Saat ini hanya ada satu SPBU di Kabupaten Kaur dan tidak memiliki pompa pertamax sehingga kami khawatir program pembatasan BBM subsidi akan terhambat,” katanya.
Dengan satu SPBU, kata dia, kebijakan Pertamina yang akan memisahkan SPBU yang menyediakan BBM jenis solar subsidi dan nonsubsidi akan sulit terealisasi. “Kalau digunakan untuk menjual BBM solar subsidi berarti Kaur tidak akan menyediakan solar nonsubsidi karena dalam satu SPBU tidak bisa memberlakukan dua harga,” katanya. Untuk itu ia berharap Pertamina mencarikan solusi untuk penggunaan BBM nonsubsidi untuk kendaraan dinas serta kendaraan industri, baik BBM jenis solar maupun premium